KOMPAS.com - Produksi massal disebut juga dengan istilah mass production, produksi aliran, produksi seri, produksi aliran berulang, atau produksi serial.
Dilansir dari Investopedia, produksi massal adalah pembuatan produk dalam jumlah besar, yang sering dilakukan lewat jalur perakitan.
Biasanya teknik otomatisasi dalam produksi ini ditujukan untuk mencapai jumlah produksi yang tinggi.
Dalam situs Britannica, dituliskan bahwa produksi massal didasarkan pada dua prinsip umum, yaitu:
Salah satu tujuan produksi massal adalah menghasilkan produk berkualitas tinggi dalam jumlah besar atau banyak.
Baca juga: 3 Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal
Perusahaan yang menerapkan sistem produksi konvensional akan kesulitan memproduksi barang berkualitas tinggi dalam jumlah besar.
Selain menghasilkan produk dalam jumlah besar, produksi massal bertujuan untuk menekan biaya produksi.
Harapannya ketika menerapkan sistem otomatisasi, perusahaan bisa menghemat biaya produksi untuk menghasilkan barang berkualitas tinggi.
Dikutip dari situs Corporate Finance Institute, produksi massal diterapkan untuk menciptakan efisiensi kerja.
Perusahaan yang mengusung konsep produksi massal, akan memiliki tingkat efisiensi kerja yang lebih tinggi.
Mengapa? Karena dalam satu kali produksi, perusahaan bisa menghasilkan banyak barang berkualitas tinggi.
Baca juga: Pengertian Produksi Massal dan Contohnya
Contoh, perusahaan A memakai sistem produksi massal untuk membuat makanan kaleng. Dalam satu jam, ada lima ribu makanan kaleng yang berhasil diproduksi.
Sedangkan perusahaan B yang bergerak di bidang yang sama, tidak menggunakan produksi massal. Dalam satu jam, mereka hanya bisa memproduksi seratus makanan kaleng.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa ada tiga tujuan produksi massal, yakni: