Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Masuk dan Berkembangnya Kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia

Kompas.com - 03/11/2022, 09:30 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Agama dan kebudayaan Hindu Buddha masuk ke Indonesia tidak dapat dipisahkan dari rute hubungan dagang antara India dengan Cina yang melalui wilayah kepulauan Indonesia.

Karena melewati wilayah kepulauan Indonesia maka pedagang-pedagang Nusantara mempunyai peran utama dalam kegiatan ini, terutama sekali berkaitan pemasaran hasil bumi, hasil hutan, dan rempah-rempah. 

Dalam literatur sejarah muncul interpretasi dan hipotesis yang kemudian sering dinyatakan sebagai teori tentang masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia.

Teori-teori tersebut di antaranya:

Baca juga: Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Berikut penjelasannya: 

Teori Ksatria (Teori Kolonisasi)

Teori ksatria dikemukakan oleh C.C. Berg. Berpendapat bahwa raja-raja atau kaum ksatria datang dari India karena tersingkir perang yang terjadi di India.

Mereka selanjutnya melakukan kolonisasi atas daerah-daerah tertentu di Indonesia dan kemudian melakukan hindunisasi di Indonesia.

Kelemahan teori ini terletak pada keragu-raguan bila kaum ksatria yang tersingkir perang kemudian mendapat kedudukan yang terhormat sebagai penguasa di Indonesia.

Teori Waisya

Teori ini dikemukakan oleh N.J Krom, berpendapat melalui para pedagang maka pengaruh Hindu Buddha dapat masuk dan berkembang di Indonesia.

Hal ini dapat dimengerti karena sejak dahulu hubungan dagang telah mengawali hubungan antara India dengan Indonesia.

Baca juga: Teori Waisya, Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia Lewat Perdagangan

Teori Sudra (Teori Orang Buangan)

Teori ini mengatakan akibat dari sering terjadinya peperangan, maka banyak kaum sudra di India mengalami pembuangan sebagai tawanan perang ke Indonesia.

Sebagai penganut Hindu, kaum sudra kemudian mulai menyebarkan kebudayaan dan agama Hindu. Teori ini dicetuskan oleh Van Faber. 

Teori Waisya dan Sudra dipandang memiliki sisi kelemahan, terutama dalam hal kegiatan upacara-upacara keagamaan tidak mungkin kaum Sudra dan Waisya dapat melakukannya.

Hal tersebut karena yang mempunyai kemampuan dalam memimpin kegiatan upacara keagamaan adalah kaum Brahmana.

Baca juga: Perkembangan Agama Hindu-Buddha di Nusantara

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com