KOMPAS.com - Sosialisasi primer (primary socialization) lazimnya dialami individu sejak bayi hingga masa kanak-kanak.
Jenis sosialisasi ini disebut juga sosialisasi dini. Setelah melalui tahapan ini, individu akan mengalami sosialisasi sekunder (secondary socialization).
Apa itu sosialisasi primer?
Menurut T. O. Ihromi dalam buku Bunga Rampai Sosiologi Keluarga (1999), sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama individu semasa kecil.
Dalam tahapan ini, individu belajar menjadi anggota keluarga atau masyarakat melalui apa yang dilihatnya dari lingkungan sekitar.
Proses belajar ini terjadi di lingkungan keluarga, hingga akhirnya kepribadian individu secara umum terbentuk.
Baca juga: Mengapa Sosialisasi Berlangsung Seumur Hidup?
Dikutip dari buku Sosialisasi Anak pada Keluarga Single Parents (2022) oleh Rustina dan Suharnis, menurut Berger dan Luckmann, berikut pengertian sosialisasi primer:
"Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, dengan belajar menjadi anggota masyarakat atau keluarga."
Umumnya sosialisasi ini berlangsung saat anak berusia 1 hingga 5 tahun, atau ketika sang anak belum masuk sekolah.
Pada tahapan ini, anak akan mulai mengenal dan mempelajari anggota beserta lingkungan keluarganya secara bertahap.
Tahapan ini terus berlanjut hingga akhirnya ia mampu membedakan dirinya sendiri dengan orang lain di sekitarnya.
Dalam tahapan ini, peran orangtua maupun orang terdekat sangat penting untuk membentuk kepribadian juga sikap sang anak.
Baca juga: Sosialisasi Represif: Pengertian dan Contohnya
Sosialisasi primer menjadi tahapan penting yang harus diperhatikan. Karena apa yang anak-anak lihat, itu dapat memengaruhi kepribadian dan sikapnya di masyarakat.
Berikut beberapa contoh sosialisasi primer: