KOMPAS.com - Kultur jaringan tanaman menjadi salah satu solusi inovatif dalam melakukan perbanyakan tanaman.
Tidak hanya menghasilkan anakan identik, teknik ini mampu menghasilkan jumlah anakan yang banyak dalam waktu singkat.
Saat melakukan kultur jaringan tanaman, proses yang dijalankan harus secara aseptis. Seluruh alat dan bahan yang digunakan sebaiknya sudah disterilkan untuk menghindari kegagalan kultur.
Teknik kultur jaringan tanaman memiliki tantangan tersendiri dalam prosesnya. Selain membutuhkan biaya yang cukup mahal, beberapa permasalahan kerap kali muncul selama prosesnya.
Permasalahan ini dapat memengaruhi anakan yang dihasilkan, bahkan menggagalkan proses kultur yang sudah dilakukan.
Akibatnya, proses ini harus diulang dari awal karena kultur yang bermasalah dan tidak dapat dilanjutkan.
Baca juga: Kultur Jaringan Tanaman: Pengenalan dan Sejarah Singkat
Menurut Rindang Dwiyani dalam buku Kultur Jaringan Tanaman (2015), tiga permasalahan utama yang sering terjadi pada kultur jaringan tanaman adalah kontaminasi mikroorganisme, browning atau pencokelatan, dan vitrifikasi.
Tiga permasalahan ini dapat terjadi pada tahap yang berbeda. Berikut penjelasannya:
Salah satu permasalahan yang paling banyak dijumpai pada kultur jaringan tanaman adalah kontaminasi.
Kontaminasi merupakan pencemaran yang disebabkan masuknya unsur lain yang tidak diharapkan.
Masalah ini dapat terjadi pada media kultur maupun eksplan yang digunakan. Penyebab kontaminasi atau kontaminan secara umum adalah mikroorganisme, seperti bakteri dan fungi.
Menurut Livy Winata Gunawan dalam buku Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan (1987), kontaminasi menjadi faktor yang membatasai keberhasilan kultur jaringan tanaman.
Kontaminasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
Baca juga: Jenis Teknik Kultur Jaringan Tanaman dan Penggunaannya
Kontaminasi internal pada bahan tanaman bisa disebabkan oleh kurang sempurnanya prosedur sterilisasi permukaan eksplan, sehingga tidak benar-benar bebas mikroorganisme. Hal ini menyebabkan mikroorganisme ikut tumbuh ketika eksplan ditanam pada media kultur.
Kontaminasi internal dapat bersifat endogen atau berada dalam jaringan. Kontaminasi jenis ini tidak dapat dihilangkan hanya dengan sterilisasi permukaan, sehingga eksplan harus direndam dalam larutan antibiotik.