KOMPAS.com - Eceng gondok sering dianggap gulma atau tumbuhan pengganggu. Padahal sebenarnya tumbuhan ini bisa dimanfaatkan untuk hal lain.
Tumbuhan eceng gondok biasa ditemui mengapung di wilayah perairan yang aliran airnya tenang. Dibanding jenis tanaman air lainnya, eceng gondok bisa tumbuh dan berkembang biak dengan cepat.
Menurut Oswan Kurniawan dan Marsono dalam buku Superkarbon: Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah dan Gas (2008), eceng gondok punya bentuk yang unik, karena daunnya menyerupai terompet dan batangnya menggelembung.
Hingga saat ini, eceng gondok masih dianggap sebagai tumbuhan pencemar ekosistem rawa. Karena sering merusak lingkungan perairan, serta menghambat proses penangkapan ikan.
Baca juga: Contoh Kerajinan Tangan dengan Inspirasi Budaya Lokal
Dikutip dari buku Pakan Alternatif dan Pengaruhnya pada Produktivitas Itik Lokal (2020) karya Tjuk Imam Restiadi, pertumbuhan eceng gondok yang cepat ternyata mengganggu ekosistem perairan, seperti danau, rawa, serta sungai.
Maka dari itu, dibutuhkan aksi untuk mengurangi kerusakan ekosistem akibat eceng gondok. Salah satunya dengan mengolah dan memanfaatkan tumbuhan ini menjadi suatu hal yang lebih berguna.
Tumbuhan eceng gondok bisa dimanfaatkan menjadi banyak hal. Mulai dari pupuk organik hingga bahan kerajinan tangan.
Dalam buku Inovasi Teknologi Lahan Rawa Mendukung Kedaulatan Pangan (2018) karya Masganti, dkk, tumbuhan eceng gondok bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena kandungan unsur haranya yang tergolong tinggi.
Pupuk organik dari eceng gondok sangat bermanfaat dalam budidaya jagung serta kedelai, khususnya saat musim kemarau.
Baca juga: Kerajinan Bahan Keras: Pengertian, Teknik Pembuatan, dan Contohnya
Selain menjadi bahan pembuatan pupuk organik, eceng gondok juga bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan, seperti tas, dompet, sandal, tirai, topi, dan hiasan rumah.
Karena termasuk tanaman air, eceng gondok sebelum diolah menjadi kerajinan, haruslah dikeringkan terlebih dahulu. Misalnya dijemur di bawah sinar matahari atau lewat proses pengeringan lainnya.
Melansir dari buku Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Klaster Adat dan Sumber Daya Alam (2019) karya Nyayu Neti Arianti dan kawan-kawan, disebutkan bahwa tumbuhan eceng gondok juga bisa dimanfaatkan sebagai: