KOMPAS.com - Tanah liat sering menjadi bahan utama pembuatan kerajinan. Sifatnya yang mudah diolah, memudahkan pembuatnya untuk berkreasi sesuai dengan keinginannya.
Jika melihat teksturnya, tanah liat cenderung lengket dan mudah menyatu saat basah. Namun, saat kondisinya kering, tanah liat mudah hancur dan terpecah menjadi butiran halus.
Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tanah liat harus memiliki tingkat tekstur yang baik saat akan diolah menjadi kerajinan. Teksturnya tidak boleh terlalu basah ataupun terlalu kering karena akan memengaruhi hasil akhirnya.
Contoh kerajinan tanah liat yang mudah ditemui ialah gerabah, seperti kendi, celengan atau lainnya. Namun, bahan tanah liat juga bisa diolah menjadi bahan pembuatan patung ataupu lainnya.
Bagaimana cara membuat karya dari tanah liat?
Sebelum memulai proses pembuatan kerajinan, bahan dan alat harus dipersiapkan terlebih dahulu, di antarany:
Baca juga: Contoh Karya Seni Rupa Patung dan Asal Daerahnya
Untuk bahan pendukung lainnya bisa ditambahkan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Contoh cat air atau cat untuk memberi warna pada hasil kerajinan tanah liat.
Setelah menyiapkan bahan dan alatnya, pembuatan kerajinan tanah liat bisa dimulai. Berikut cara membuat karya dari tanah liat:
Proses pembentukan tanah liat ini bisa diawali dengan mengambil sedikit demi sedikit tanah liat sesuai dengan kebutuhannya. Setelah itu, berilah air secukupnya untuk mencampurkan tanah liat supaya mudah dibentuk dan lebih lentur.
Pastikan jika air yang dicampurkan dalam tanah liat sesuai dengan tekstur yang diinginkan. Disarankan untuk tidak mencampurkan air terlalu banyak, karena nanti saat dibentuk tanah liat menjadi mudah lembek atau tidak kuat.
Setelah mencampurkan air, secara perlahan bentuklah tanah liat menjadi bentuk yang diinginkan, misalnya kendi atau vas bunga. Agar lebih mudah, gunakan meja putar sebagai alas pembuatannya.
Setelah kerajinan tanah liat selesai dibentuk, tahap berikutnya adalah pengeringan kerajinan taah liat. Biasanya hasil tanah liat ini akan dikeringkan selama dua hingga tiga hari. Untuk roses pengeringannya bisa menggunakan sinar matahari.
Baca juga: Ragam Seni Rupa Daerah di Indonesia
Usahakan selama dikeringkan, hasil kerajinan tanah liat tidak boleh terkena air atau didiamkan di tempat yang lembab. Karena dikhawatirkan tekstur tanah liatnya bisa lembek kembali. Maka pastikan jika tempatnya sudah bebas air atau kering.
Saat tanah liat sudah dikeringkan selama dua atau tiga hari, hasil kerajinannya harus memasuki tahap pembakaran. Karena pada proses ini, tekstur dan massa tanah liat akan diubah menjadi lebih padat, kuat dan keras.
Biasanya tanah liat dibakar hingga warnanya berubah menjadi warna merah bata. Untuk suhunya, juga harus diperhitungkan dan disesuaikan. Tidak boleh terlalu panas, karena bisa merusak tanah liat.
Jika tekstur tanah liatnya sudah agak mengeras saat dikeringkan, sebaiknya suhu pembakaran tidak terlalu tinggi. Pembakaran tanah liat bisa menggunakan berbagai macam proses, namun untuk alat biasanya menggunakan tungku.
Agar warna kerajinan tanah liat lebih indah, berikan warna sesuai dengan keinginan. Pemberian warnanya bisa dengan dicelup, dituang, disemprot atau dengan dikuas. Penggunaan teknik ini bergantung pada besar kecilnya hasil kerajinan.
Disarankan sebelum diberi warna, sebaiknya permukaan tanah liat diamplas atau dihaluskan terlebih dahulu. Supaya tidak ada permukaan yang mengganjal dan merusak keindahan hasil kerajinan. Setelah dipastikan halus, pemberian warna bisa mulai dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.