Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Hijau di Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 11/04/2022, 17:02 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Revolusi Hijau merupakan sebuah upaya modernisasi sistem dan budaya pertanian di negara-negara berkembang, khususnya di Amerika Latin dan Asia.

Melalui Revolusi Hijau, petani dikenalkan dengan penggunaan pupuk buatan, pestisida, bibit unggul, peralatan pertanian modern dan sistem budidaya pertanian yang baru.

Dalam jurnal Revolusi Hijau dan Perubahan Sosial Ekonomi Petani Wanita di Kabupaten Sleman tahun 1970-1984 (2015) karya Zuminati Rahayu, Revolusi Hijau pada awalnya diperkenalkan oleh Norman Barloug pada tahun 1968.

Ia mampu mengembangkan varietas unggul HYV (Haigh Yielding Variety) pada tumbuhan utama pangan seperti padi, gandum, jagung dan lainnya.

Baca juga: Politik Luar Negeri Indonesia Masa Orde Baru

Revolusi Hijau di Indonesia

Penerapan Revolusi Hijau di Indonesia terjadi pada masa Orde Baru. Pada tahun 1970 hingga 1980, pemerintahan Orde Baru melakukan investasi besar-besaran terhadap sektor pertanian.

Pemerintah Orde Baru membangun dan mengembangkan program-program modernisasi pertanian yang bertujuan untuk menigkatkan produksi pertanian Indonesia.

Dalam buku Petani dan Penguasa (1999) karya Noer Fauzi, terdapat empat usaha pokok yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi pertanian, yaitu :

  • Intensifikasi pertanian, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tani dengan cara meningkatkan produktivitas kerja.
  • Ekstensifikasi pertanian, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tani dengan cara menambah faktor produksi pertanian
  • Diversifikasi pertanian, pemerintah melakukan upaya diversifikasi pertanian dalam pelaksanaan revolusi hijau untuk peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman jenis tanaman.
  • Rehabilitasi pertanian, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tani dengan cara memulihkan lahan dan sumber daya pertanian yang sudah kritis

Baca juga: Kondisi Politik masa Orde Baru

Pada tahun 1984, pemerintah Orde Baru mengeluarkan program Pancausaha Tani yang terdiri dari lima asas utama, yaitu:

  1. Pemilihan dan penggunaan bibit unggul
  2. Pemupukan secara teratur
  3. Irigasi yang baik dan cukup
  4. Pemberantasan hama secara intensif
  5. Teknik penanaman yang teratur

Dampak Revolusi Hijau

Revolusi Hijau pada masa pemerintahan Soeharto berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan besar dunia pada dekade 1980-an. Dampak positif Revolusi Hijau, yakni:

  1. Meningkatnya kesejahteraan petani
  2. Menguatnya perekonomian pedesaan
  3. Meningkatkan ketahanan pangan nasional
  4. Membuka kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya adaptasi teknologi

Baca juga: Sistem Kepartaian masa Orde Baru

Revolusi Hijau tidak hanya memberikan dampak positif, namun juga memberi dampak negatif. Berikut dampak negatif Revolusi Hijau :

  1. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida yang tidak ramah lingkungan
  2. Penggunaan teknologi modern dalam usaha tani yang belum merata menimbulkan kesenjangan
  3. Munculnya kapitalisasi dalam sektor pertanian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com