Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Bumi: Asal Usul, Jenis, dan Dampaknya

Kompas.com - Diperbarui 03/01/2022, 12:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Penggunaan minyak bumi sangat dibutuhkan manusia untuk menopang seluruh kebutuhannya. 

Sebagian besar minyak bumi digunakan sebagai bahan bakar lndaraan, pesawat, mesin dipabrik, pemulas, dan berbagai kebutuhan lainnya. 

Minyak bumi termasuk dalam teknologi tidak ramah lingkungan. Selain tidak dapat diperbaharui atau akan habis persediannya, minyak bumi juga dapat merusak alam. 

Secara umum, minyak bumi terbagi menjadi dua jenis yakni light crude oil dan heavy crude oil. Berikut penjelasannya seperti dirangkum dari situs Kemdikbud:

Baca juga: Pemanfaatan Minyak Bumi yang Tepat

Light crude oil

Light crude oil atau petroleum adalah minyak mentah yang keluar dari bumi.

Minyak ini mengandung senyawa hidrokarbon yang dapat terbakar, sulfur, oksigen, dan nitrogen.

Light crude oil terbentuk dari makhluk hidup yang telah mati jutaan tahun lalu. Fosilnya terurai di bawah tanah, di bawah bebatuan baik di daratan maupun di lautan. Warnanya hitam dan lengket.

Minyak diambil lewat pengeboran lalu dipompa ke atas, mengalir lewat pipa-pipa. Minyak ini kemudian diangkut menggunakan truk atau kapal ke kilang minyak,

Di kilang, minyak ini dipanaskan untuk memisahkan komponen penyusunnya berdasarkan titik didih.

Titik didih minyak bumi Titik didih minyak bumi

Heavy crude oil

Heavy crude oil merupakan minyak yang terkandung di dalam bebatuan atau pasir minyak yang bercampur dengan air dan banyak mengandung sulfur.

Jenis minyak ini sekitar 70 persen dari total cadangan minyak yang ada di bumi.

Namun eksploitasi heavy crude oil berbahaya bagi lingkungan. Heavy crude oil diambil lewat menambang.

Hutan ditebang untuk dijadikan pertambangan. Aliran airnya dikeringkan dan sungai dialihkan.

Selanjutnya, baru digali tanah dan pasir menggunakan alat berat. Batuan dan pasir minyak dicampur dengan air panas dan uap untuk diambil kandungan bitumennya lalu diubah menjadi minyak mentak untuk selanjutnya diolah di kilang minyak.

Tambang minyak mengambil habitat hewan dan tumbuhan.

Kini, kita merasakan dampak kerusakannya. Polusi udara semakin parah.

Pada akhirnya, produksi minyak dari batuan dan pasir tidak seimbang dengan kerusakan yang diakibatkan.

Baca juga: Diagram Gambar Produksi Minyak Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com