Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Kerajaan Pajang dan Mataram

Kompas.com - 05/03/2020, 20:30 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya kerajaan Pajang dan Mataram.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, setelah Sultan Trenggono (Raja Demak III) meninggal, terjadi kekacauan politik di Kerajaan Demak.

Putra menantu Sultan Trenggono yang bernama Hadiwijaya memenangkan pertengkaran politik dan memindahkan pusat kerajaan ke Pajang, masuk ke pedalaman Jawa Tengah.

Kerajaan Pajang

Pindahnya pusat kerajaan dari daerah pesisir ke pedalaman Jawa Tengah membawa pengaruh pada perkembangan Islam di Jawa khususnya Jawa Tengah.

Contohnya paham wahdatul wujud yang mendapat tempat cukup luas karena inti ajaran tasawuf lebih mudah diterima masyarakat.

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak

Hadiwijaya berusaha untuk tetap menegakkan pengaruh Demak di berbagai wilayah, termasuk daerah yang dipegang oleh para menantu Sultan Trenggono.

Hadiwijaya berhasil menyatukan pengaruh Demak, termasuk ketika menghadapi Aria Penangsang yang berusaha merebut tahta Demak.

Ketika Mataram yang selama ini diserahkan pada putra angkatnya memberontak, Sultan Hadiwijaya kalah sehingga pusat pemerintahan dipindah ke Mataram.

Hadiwijaya tewas pada 1582 Masehi, sementara itu putra mahkota bernama Pangeran Benawa dijadikan Bupati Demak.

Putra angkat Hadiwijaya adalah Sutawijaya bersama Ki Pemanahan diberi hadiah tanah Mataram yang dulunya berwujud hutan berubah menjadi wilayah yang berkembang pesat. Kemudian menjadi pusat kerajaan Mataram.

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak Masa Sultan Trenggono

Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sutawijaya dengan gelar Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo. Gelar Senopati Ing Alogo sebagai penerus penguasa Pajang berusaha mempertahankan kedaulatan penguasa sebelumnya, menyebabkan terjadi beberapa kali peperangan.

Namun akhirnya Jawa Tengah dan Jawa Timur berhasil dikuasai, bahkan kemudian bergerak ke arah Jawa Barat. Pada 1595 Masehi, Galuh di Jawa Barat berhasil mengakui Mataram.

Perkembangan Islam sangat pesat ketika Mataram di bawah Sultan Agung, usaha Sultan Agung tampak jelas ketika banyak ulama yang diberi hak untuk mengolak tanah perdikan.

Tanah perdikan adalah sebuah wilayah dengan luas tertentu yang dibebaskan membayar pajak kepada kerajaan.

Sultan Agung dikenal sebagai raja yang bijaksana dan dikenal sebagai pujangga.

Baca juga: Perkembangan Kerajaan Demak Dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com