Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Sutera: Sejarah dan Posisi Indonesia

Kompas.com - 15/01/2020, 14:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Sumber UNESCO

KOMPAS.com - Jalur Sutera adalah jalur perdagangan internasional kuno dari peradaban China yang menghubungkan wilayah barat dan timur.

Jalur tersebut mempertemukan pedagang dari barat dan timur untuk melakukan aktivitas perdagangan.

Diambil dari buku The Silk Road in World History (2010) karya Xinru Liu, istilah jalur Sutera tidak pernah ditemukan dalam catatan sejarah China. Namun pada abad ke-18 peneliti asal Jerman, Von Ricthofen menamainya The Silk Road.

Munculnya Jalur Sutera

Jalur Sutera dihubungkan oleh pedagang, pengelana, biarawan, prajurit, dan nomaden dengan menggunakan karawan dan kapal laut.

Jalur tersebut menghubungkan Chang'a, China dengan Antiokhia, Suriah, serta tempat lainnya. Pengaruh jalur tersebut terbawa hingga Korea dan Jepang.

Jalur ini menjadi tonggak awal bertemunya peradaban-peradaban maju yang hidup zaman tersebut.

Baca juga: Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan

Sehingga keberadaan Jalur Sutera memiliki kejayaan pada masanya. Jalur Sutera tak hanya dikenal sebagai jalur perdagangan, melainkan juga dalam pertukaran budaya, agama, dan ilmu pengetahuan.

ilustrassi peta silk roadbritannica.com ilustrassi peta silk road
Jalur Sutera terbagi menjadi dua, yaitu jalur utara dan selatan.

Rute utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea. Dari situ menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia.

Sedangkan rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melewati Levant ke Mesir dan Afrika Utara.

Penamaan Jalur Sutera mengacu pada perdagangan sutera yang dilaukan para pedagang China di sepanjang jalan tersebut, semasa Dinasti Han di 206 Sebelum Masehi hingga 220 Masehi.

Sutera hanya diproduksi di China. Oleh sebab itu China memonopoli produksi dan perdagangan sutera. Sehingga China menjadi pemain dominan dalam jalur tersebut.

Baca juga: Sejarah Konflik Natuna dan Upaya Indonesia

Perkembangan Jalur Sutera

Meski sutera sebagai perdagangan terbesar dalam jalur tersebut, terdapat beberapa produk lain yang diperdagangkan.

Seperti tekstil, rempah-rempah, biji-bijian, sayuran dan buah, kulit binatang, alat, pekerjaan kayu, pekerjaan logam, serta masih banyak lainnya.

Rute-rute ini berkembang dari waktu ke waktu dan sesuai dengan pergeseran konteks geopolitik sepanjang sejarah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com