Benarkah Madu Dapat Menyembuhkan Luka Bakar?

KOMPAS.com - Madu telah dianggap sebagai obat mujarab sejak dahulu, dengan klaimnya yang meliputi berbagai manfaat kesehatan, termasuk dalam merawat luka bakar.

Namun, apakah benar madu memiliki kemampuan penyembuhan luka bakar seperti yang sering diperbincangkan?

Baca juga: Benarkah Madu Bisa Mengatasi Gejala Asam Lambung?

Mengutip Science Focus, madu telah lama dianggap memiliki potensi penyembuhan luka bakar karena beberapa alasan.

Misalnya, madu merangsang produksi sel darah putih, yang penting dalam proses penyembuhan jaringan. Selain itu, sifat asamnya membantu menurunkan pH luka, menghambat pertumbuhan bakteri, dan mempercepat proses penyembuhan.

Kandungan gula yang tinggi pada madu juga dapat merusak bakteri dengan menyebabkan dehidrasi, sementara antioksidan dalam madu membantu mengurangi peradangan.

Dilansir dari The New York Times, sebuah studi pada tahun 2006, yang menganalisis hasil dari beberapa penelitian sebelumnya, menemukan bahwa penggunaan madu secara topikal pada luka bakar kecil dan tidak serius dapat mempercepat proses penyembuhan dibandingkan dengan krim antibiotik dan pembalut lainnya.

Meskipun demikian, penggunaan madu dalam perawatan luka bakar sebaiknya tidak dilakukan secara sembarangan.

Dokter merekomendasikan metode tradisional yang teruji untuk merawat luka bakar ringan, yaitu dengan menggunakan kompres basah yang direndam dalam air dingin dan ditutupi dengan perban steril.

Baca juga: Ketahui Kandungan Nutrisi Madu hingga Dosis Tepat untuk Tingkatkan Imunitas

Namun, bagi yang mencari alternatif alami, penggunaan madu mungkin menjadi pilihan yang menarik untuk meredakan ketidaknyamanan dan mempercepat proses penyembuhan.

Dokter sering menggunakan pembalut yang mengandung madu medis untuk mengobati luka, termasuk luka bakar.

Penggunaan madu rumahan tanpa konsultasi dokter dapat membawa risiko, karena madu standar mengandung mikroba yang dapat memperburuk luka.

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com