Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2024, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Kucing berkomunikasi melalui aromanya. Salah satu perilaku mereka dalam menandai aroma adalah dengan menyemprotkan urine pada permukaan vertikal seperti dinding dan furnitur.

Meski menyemprotkan urine ini memainkan peran penting bagi kucing, hal tersebut sering kali bikin masalah bagi pemiliki hewan karena baunya yang kuat dan menyengat.

Baca juga: Kucing Memiliki 100 Suara Vokal

Mengutip Phys, Jumat (12/4/2024) urine yang disemprotkan memiliki bau yang lebih menyengat di hidung manusia dibandingkan urine biasa di kotak kotoran.

Itu karena urine yang disemprotkan diyakini menganding bahan kimia tambahan yang mungkin berasal dari sekresi kantung anus.

Akan tetapi bukti ilmiah yang mendukung hal tersebut masih belum jelas.

Untuk mengetahuinya, peneliti kemudian melakukan studi mengapa urine yang disemprotkan memiliki bau yang khas dibandingkan urine normal.

Tak semua air kencing kucing berbau menyengat

Peneliti awalnya membandingkan profil kimia senyawa organik mudah menguap yang dikeluarkan dari urine yang disemprotkan, urine normal, urine kandung kemih yang dikumpulkan menggunakan kateter ureter.

Analisis perilaku lebih lanjut menunjukkan bahwa kucing menganggap urine yang disemprotkan dan urine yang tersisa di kandung kemih sebagai bau yang serupa. Sedangkan bau urine kucing lain dianggap berbeda.

Lalu, Prof Masao Miyazaki, pemimpin proyek penelitian menemukan pula kucing yang sehat mengeluarkan sejumlah protein urine yang disebut cauxin.

Protein tersebut berkontribusi terhadap produksi bau yang mengandung sulfur dan bertanggung jawab atas bau kucing yang khas.

Baca juga: Kenapa Ada Bagian yang Botak di Telinga Kucing?

Dalam studi baru ini, peneliti memastikan bahwa urine dengan protein tersebut juga memiliki daya rekat yang lebih besar pada pelat kaca yang diposisikan secara vertikal dibandingkan dengan urine tanpa protein.

"Selain itu tetesan cairan urine yang disemprotkan dapat dengan mudah mengering di permukaan, sehingga menghasilkan emisi bahan kimia yang mudah menguap lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan urine normal," jelas Miyazaki.

Nah, dari berbagai temuan tersebut peneliti pun akhirnya berkesimpulan, urine yang disemprotkan kucing hanya berasal dari kandung kemih, tanpa kontribusi dari sekresi lain.

Namun, meskipun sumbernya eksklusif, urine yang disemprotkan mengeluarkan bau yang kuat dan menyengat karena peningkatan daya rekat pada permukaan vertikal.

Sementara itu protein urine spesifik, cauxin, memainkan peran penting dalam penandaan aroma dengan tidak hanya menghasilkan bau khusus kucing tetapi juga dengan meningkatkan emisi bahan kimia yang mudah menguap dalam urine dengan meningkatkan keterbasahan urine yang disemprotkan.

Temuan ini memberikan wawasan untuk mengatasi bau khas yang terkait dengan urine yang disemprotkan oleh kucing.

Studi dipublikasikan di Journal of Chemical Ecology.

Baca juga: 5 Alasan Kucing Suka Makan Rumput

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com