KOMPAS.com - Intensitas badai menjadi begitu dahsyat selama satu dekade terakhir.
Dengan bertambahnya kekuatan fenomena alam ini, ilmuwan berpendapat bahwa perlu kategori baru yang dapat mencerminkan intensitas badai dengan lebih baik, yakni kategori 6.
Baca juga: Ilmuwan Ingatkan Badai dan Topan Dua Kali Lebih Hebat Terjadi Tahun 2050
Berdasarkan Saffir-Simpson Hurricane Wind Scale, saat ini badai dikategorikan dalam skala 1 hingga 5 berdasarkan kecepatan angin maksimum yang berkelanjutan.
Mengutip IFL Science, Rabu (7/2/2024) badai disebut dengan kategori 5 jika kecepatan anginnya melebihi 252 kilometer per jam.
Pada intensitas kategori 5, kerusakan signifikan dapat terlihat, mulai dari properti, termasuk pohon tumbang dan kabel listrik, serta rumah-rumah yang hancur.
Sebagian besar wilayah yang terkena dampak badai kategori 5 juga tidak dapat dihuni selama berminggu atau berbulan-bulan.
Namun dalam sebuah studi baru, para peneliti telah mencatat bagaimana beberapa tahun terakhir telah terjadi beberapa badai yang jauh melebihi ambang batas kecepatan kategori 5.
Oleh karena itu, mereka mengusulkan agar pihak berwenang mempertimbangkan untuk memperkenalkan badai kategori 6 untuk mendefinisikan badai yang memiliki kecepatan angin melebihi 309 kilometer per jam.
Sejak tahun 2013, setidaknya lima badai telah mencapai ambang batas badai kategori 6. Lima badai itu adalah Badai Patricia, Topan Meranti, Topan Goni, Topan Haiyan, dan Topan Surigae.
Ambil contoh, Badai Patricia melanda Meksiko dan sebagian Texas pada bulan Oktober 2015 dengan kecepatan angin berkelanjutan hingga 346 kilometer per jam.
Baca juga: 3 Badai Terbesar di Dunia yang Tercatat Sejarah
Badai ini menyandang gelar siklon tropis paling kuat yang pernah diamati di Belahan Bumi Barat.
Perubahan iklim pun turut berperan dalam meningkatkan keganasan badai di seluruh dunia, membuat jenis badai ini akan semakin sering terjadi pada tahun-tahun dan dekade mendatang.
Selain itu perubahan iklim juga berdampak pada badai dan topan dalam berbagai cara.
Suhu permukaan laut yang lebih hangat memberikan lebih banyak energi untuk terjadinya badai, yang berpotensi menyebabkan peningkatan intensitas dan kecepatan angin yang lebih cepat.
Pada saat yang sama, perubahan iklim dapat memperlambat pergerakan badai yang melintasi wilayah geografis. Hal ini memungkinkan badai mengintai di suatu wilayah lebih lama, sehingga meningkatkan jumlah kerusakan yang ditimbulkannya.
Baca juga: Perubahan Iklim Berpotensi Bikin Bumi Terlalu Panas untuk Manusia