Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ada Orang yang Bisa Tidur Sambil Berjalan?

Kompas.com - 31/01/2024, 15:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Tidur berjalan, yang secara resmi dikenal sebagai somnambulisme, adalah kelainan perilaku yang muncul saat tidur, yang mengakibatkan berjalan atau melakukan perilaku kompleks lainnya.

Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa dan lebih mungkin terjadi jika seseorang memiliki riwayat penyakit dalam keluarga, kurang tidur, atau sering terbangun di malam hari.

Gejala tidur berjalan

Penting untuk diketahui bahwa, terlepas dari namanya, tidur berjalan tidak terbatas pada berjalan kaki sambil tidur.

Episode tidur berjalan dapat melibatkan berbagai tindakan sederhana atau kompleks dan dapat berlangsung selama beberapa detik hingga setengah jam.

Dalam kasus yang lebih jarang, seseorang bisa melakukan tindak kekerasan atau mungkin lebih kompleks, seperti mencoba mengendarai mobil, selama episode tidur berjalan.

Baca juga: Benarkah Terlalu Banyak Tidur Sebabkan Depresi?

Episode tidur berjalan mungkin melibatkan perilaku sebagai berikut:

  • Berjalan atau berlari
  • Mata berkaca-kaca dengan ekspresi kosong di wajahnya
  • Tindakan rutin, seperti berpakaian atau memindahkan furnitur
  • Terlibat dalam perilaku seksual (sexsomnia)
  • Buang air kecil di tempat yang tidak pantas

Gejala utama dari tidur sambil berjalan dan parasomnia NREM lainnya adalah pelakunya hampir tidak pernah mengingat episode tersebut ketika mereka bangun.

Elemen umum lainnya dari parasomnia NREM adalah bahwa mereka biasanya terjadi pada paruh pertama malam ketika seseorang cenderung menghabiskan persentase waktu yang lebih tinggi dalam tahap tidur NREM.

Penyebab tidur berjalan

Peneliti telah mengidentifikasi beberapa kondisi kesehatan, aktivitas, dan zat yang diketahui dapat memicu episode tidur berjalan. Berikut adalah beberapa penyebab tidur berjalan:

1. Stres

Stres dan kecemasan dapat mengganggu istirahat malam yang baik. Beberapa ilmuwan juga berpendapat, stres di siang hari dapat menyebabkan somnambulisme.

Baca juga: Apakah Efek jika Kita Tidur Setelah Makan?

Studi terhadap 193 pasien di klinik menemukan bahwa salah satu pemicu utama episode tidur berjalan adalah peristiwa stres yang dialami sepanjang hari.

2. Kurang tidur

Orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami sleepwalking. Peneliti telah mempelajari pemindaian otak MRI pada orang-orang dengan riwayat tidur berjalan dan menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan jumlah episode tidur berjalan yang dialami seseorang.

3. Migrain

Jika seseorang menderita migrain kronis, ia mungkin lebih rentan mengalami tidur berjalan. Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan mewawancarai 100 pasien yang rutin berjalan dalam tidur, dan menemukan hubungan kuat antara berjalan dalam tidur dan sakit kepala, khususnya migrain.

4. Demam

Berjalan dalam tidur telah dikaitkan dengan penyakit yang menyebabkan demam, terutama pada anak-anak.

Demam juga dapat menyebabkan gangguan tidur yang mengakibatkan seseorang berteriak, memukul-mukul tangan, atau mencoba melarikan diri dari hal-hal menakutkan yang ia rasakan saat tidur.

Baca juga: Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

5. Gangguan pernapasan

Sleep aonea adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas dalam waktu singkat saat tidur. Ini lebih dari sekedar mendengkur.

Antara lain, sleep aonea yang parah dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.

Jika seseorang menderita sleep apnea yang parah, kemungkinan ia untuk berjalan dalam tidur lebih tinggi dibandingkan orang dengan sleep apnea yang ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com