Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2024, 12:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Feses adalah sisa makanan yang difermentasi oleh bakteri di usus dan sudah tidak bisa lagi dicerna atau diserap oleh usus kecil.

Feses sebagian besar mengandung air, dan jumlah air dalam setiap feses bisa berbeda-beda, bergantung beberapa faktor, termasuk asupan makanan pedas.

Secara umum, manusia dapat menghasilkan sekitar 128 gram kotoran setiap hari. Kotoran memiliki peran penting dalam roda kehidupan, yang bertindak sebagai pupuk dan makanan bagi beberapa organisme lain.

Kenapa feses berbau busuk?

Menurut Shelby Yaceczko, ahli gizi klinis di UCLA Health, feses pada umumnya berbau busuk karena mengeluarkan produk sampingan dari pencernaan.

Emma Laing, profesor klinis dan direktur dietetika di Universitas Georgia, menambahkan, skatole, yang juga dikenal sebagai 3-methylindole, adalah salah satu senyawa dalam feses yang menyebabkan bau busuk.

Baca juga: Apa Penyebab Feses Berwarna Hitam dan Lembap?

Bakteri membuat senyawa ini ketika mereka memecah asam amino L-triptofan di saluran pencernaan.

Ada lebih dari 10.000 spesies mikroba yang hidup pada manusia dan lebih banyak sel bakteri dibandingkan sel manusia. Mikroorganisme ini penting untuk pencernaan dan sebagian besar merupakan penyebab bau pada feses.

Bakteri yang berbeda mengeluarkan gas yang berbeda, bergantung pada jenis makanan dan zat yang diurainya.

Karena bakteri memecah apa yang kita makan, faktor-faktor seperti pola makan, asupan alkohol, suplemen makanan, dan obat dapat memengaruhi bau kotoran.

Alkohol gula, seperti sorbitol, sering digunakan dalam permen dan dapat membuat kotoran berbau sangat tidak sedap.

Baca juga: Berapa Banyak Urine dan Feses yang Dikeluarkan Paus Setiap Hari?

Sementara itu, jenis makanan yang mengandung sulfat, seperti telur, brokoli, kubis, kembang kol, bawang bombay, kacang polong, dan daging, dapat berkontribusi pada produksi gas belerang, yang berbau telur busuk, selama proses pencernaan

Makanan olahan dan bergula sulit dicerna sehingga menyebabkan bakteri menghasilkan lebih banyak gas dan kotoran yang lebih bau.

Selain itu, mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar juga akan menghasilkan feses yang berbau karena merusak usus dan proses pencernaan.

Jika melihat adanya perubahan atau memburuknya bau feses, kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh perubahan pola makan atau pengobatan. Proses pencernaan pada akhirnya akan menyesuaikan diri, dan bau yang memburuk biasanya bersifat sementara.

Namun, bau yang sangat busuk yang tidak kunjung hilang dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius.

Baca juga: Studi Baru Ungkap Feses Manusia Cemari Wilayah Lautan Pesisir

Penyakit malabsorpsi,nseperti penyakit radang usus atau penyakit celiac, dapat menghalangi tubuh mencerna dan menyerap nutrisi, yang dapat menyebabkan bau busuk terus-menerus.

Infeksi virus atau bakteri di usus juga bisa menjadi penyebabnya. Dan apa yang disebut gangguan motilitas, yang menyebabkan pengosongan saluran pencernaan lebih lambat dari biasanya, membuat kotoran lebih lama berfermentasi, sehingga meningkatkan bau busuk.

Jika bau busuk yang tidak biasa terus berlanjut, terutama disertai gejala seperti diare, darah pada tinja, sakit perut, atau demam, segara periksakan kondisi pada dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com