Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru Ungkap Feses Manusia Cemari Wilayah Lautan Pesisir

Kompas.com - 22/11/2021, 16:31 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian baru telah memetakan dampak kotoran manusia di wilayah pesisir. Namun tak hanya itu, studi tersebut juga mengungkapkan wilayah mana saja yang terdampak limbah berasal dari feses manusia.

Studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE ini memaparkan bahwa air limbah dari kotoran manusia memasukkan 6,2 juta metrik ton nitrogen ke dalam ekosistem pesisir per tahun.

Dari jumlah tersebut, 63 persen nitrogen berasal dari sistem pembuangan limbah yang diolah, 5 persen dari sistem septik, namun 32 persen sisanya berasal dari limbah kotoran yang langsung masuk ke laut tanpa pengolahan.

Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Obat Apa Itu?

Mengutip IFL Science, Minggu (21/11/2021) hanya 25 daerah aliran sungai yang menyumbang setengah dari semua nitrogen air limbah tersebut.

Daerah aliran sungai ini terutama terkonsentrasi di India, Korea, dan China dengan Sungai Yangtze yang menyumbang 11 persen dari total dunia.

Kesimpulan tersebut didapat setelah ilmuwan dari University of California, Santa Barbara menggunakan pemodelan geospasial sekitar 135.000 titik di seluruh dunia untuk memetakan nitrogen dan patogen dari limbah kotoran ke laut.

"Dampak air limbah terhadap ekosistem pesisir di seluruh dunia sangat mengejutkan. Namun dari pemetaan lebih dari 130.000 daerah aliran sungai, hasil kami dapat mengidentifikasi area prioritas yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak air limbah di perairan pesisir di planet ini," ungkap peneliti.

Limbah feses tersebut kemungkinan akan berdampak pada kesehatan masyarakat terutama di daerah di mana aliran limbah sangat parah.

Selain itu, peneliti juga menyebut jika dampaknya dapat dirasakan pada kehidupan laut lainnya.

Sebab meski dianggap sebagai nutrisi penting, dalam jumlah besar nitrogen bisa sangat berbahaya bagi lautan, karena meningkatkan pertumbuhan alga yang berbahaya dan mengakibatkan eutrofikasi dan zona laut mati.

Hal tersebut terungkap pula dalam pemetaan yang menemukan kalau daerah dengan terumbu karang dan padang lamun menjadi yang terkena dampaknya.

Baca juga: Mikroplastik di Mana-mana, Termasuk di Feses Bayi

Peneliti menyebut karang di bagian China, Kenya, Haiti, India, dan Yaman terkena dampak pembuangan limbah.

Sementara padang lamun yang terdampak diidentifikasi di Ghana, Kuwait, India, Nigeria, dan China.

Ini, bagaimanapun adalah puncak gunung es dan kemungkinan akan memiliki efek lanjutan di seluruh ekosistem yang lebih luas.

"Masuknya air limbah patogen dan nitrogen ke lautan pesisir menghadirkan tantangan nyata bagi ekosistem pesisir, kesehatan masyarakat, dan ekonomi di seluruh planet. Masuknya air limbah juga menjadi penyebab yang mengarah pada penurunan perikanan, hilangnya serta degradasi habitat, dan dampak kesehatan manusia," ungkap peneliti menyimpulkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com