Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2023, 12:35 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salju muncul di wilayah dengan udara yang sangat dingin. Salju merupakan butiran es yang turun sebagai hasil kondensasi uap air yang turun dengan keadaan beku.

Meskipun butiran salju berbentuk kristal yang unik, biasanya kristal salju segi enam.

Baca juga: Bukan Suhu, Salju Terbentuk karena Faktor Ini

Mengapa butiran salju bisa selalu berbentuk segi enam?

Sifat simetris molekul air

Dilansir dari laman The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Rabu (21/12/2022), salju terbentuk dari tetesan uap air yang membeku karena suhu atmosfer yang sangat dingin.

Kristal-kristal es yang turun ke tanah akan pecah dan membentuk kristal primer dengan enam sisi atau heksagonal.

Faktor yang berpengaruh dalam proses kristalisasi tetesan uap air ini adalah temperatur dan kelembaban udara. Kedua faktor ini menyebabkan kristal salju bisa berbentuk jarum panjang pada suhu -5 derajat celsius, dan berbentuk pelat datar pada suhu -15 derajat celsius.

Sementara itu, dilansir dari Scientific American, Senin (25/12/2006), seorang ahli kristalografi sinar X dari Amerika Serikat, Howard T. Evans, Jr. menyebutkan bahwa molekul air akan membentuk kristal dengan mempertahankan simetrinya.

Semakin simetris kristal yang terbentuk, semakin stabil atau tidak mudah berubah kristal tersebut.

Selain itu, dua atom hidrogen yang ada dalam satu molekul air juga menarik molekul air terdekat di sekitarnya. Maka itu, ketika suhu sudah cukup dingin, molekul-molekul air yang saling tarik menarik jadi tidak bergerak dan membentuk padatan kristal segi enam yang simetris.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Mengapa Salju Berwarna Putih tapi Es Bening?

Setiap kristal salju unik

Meskipun butiran kristal saju berbentuk segi enam, setiap kristal salju akan tumbuh dengan bentuk detail yang berbeda. Tidak ada kristal salju yang bisa terbentuk dengan detail yang sama persis. Hal ini disebabkan oleh perubahan lingkungan yang jadi faktor utama.

Perubahan itu meliputi perubahan kelembaban dan suhu di atmosfer yang terjadi berkelanjutan. Sedikit perubahan suhu dan kelembaban akan sangat berpengaruh pada pembentukan detail pada lengan kristal salju.

Dengan demikian, jalur yang ditempuh satu tetesan uap air ketika turun ke tanah setelah membeku dan membentuk kristal berbeda dengan jalur yang dialami tetesan uap air setelahnya.

Kristal salju berbentuk non-heksagonal 

Keunikan kristal salju dengan bentuk heksagonalnya ternyata dapat diganggu oleh kondisi ekstrem.

Seperti disampaikan Jason Benedict, kimiawan dari University of Buffalo, Amerika Serikat, dalam laman resmi universitas, Selasa (16/1/2018), kristal salju bisa saja membentuk struktur non-heksagonal, seperti tetragonal atau segi empat.

Namun, struktur kristal salju seperti ini tidak terjadi pada kondisi normal di atmosfer bumi ketika musim salju tiba. Biasanya, struktur non-heksagonal terbentuk pada keadaan bertekanan sangat tinggi atau suhu rendah yang ekstrem.

Baca juga: Hujan Es di Bandung, Kenapa Bisa Terjadi dan Apa Bedanya dengan Salju?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com