Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Saat Bersin di Gunung Everest?

Kompas.com - 14/11/2023, 14:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manusia yang mendaki Gunung Everest meninggalkan banyak hal. Dan penelitian baru menemukan kita juga meninggalkan mikroba di sana.

Lereng Everest dipenuhi dengan mikroorganisme yang beradaptasi untuk bertahan dalam kondisi keras di puncak tertinggi dunia itu.

Baca juga: Seberapa Dingin Puncak Gunung Everest?

Di masa lalu, mustahil untuk mengidentifikasi virus apa pun yang berasal dari manusia melalui sampel yang dikumpulkan di ketinggian tersebut.

Namun kini peneliti telah menemukan mikroba yang berasal dari manusia di ketinggian 7.900 meter di atas permukaan laut.

"Ada mikroba yang berasal dari manusia yang ditemukan di Everest," kata Steve Schmidt, peneliti yang terlibat dalam studi dalam sebuah pernyataan

Lalu bagaimana itu bisa terjadi?

Bersin di Gunung Everest

Mengutip IFL Science, Jumat (10/11/2023) Schmidt menjelaskan hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang membuang ingus atau batuk di Everest.

Saat seseorang batuk dan bersin, itu akan menyebarkan kuman mikroskopis ke lingkungan sekitar.

Namun yang tidak terduga adalah mikroba itu terbiasa hidup di tubuh manusia yang hangat mampu bertahan hidup di gunung, bahkan tertidur di tanah yang membeku.

Mikroba yang ditemukan peneliti antara lain strain strain Staphylococcus dan Streptococcus yang biasanya berada di hidung dan mulut kita.

Sampel tersebut diambil base camp di South Col, tempat ratusan petualang yang mencoba mendaki Everest dari punggung tenggara di Nepal.

Baca juga: Mengapa Pendakian di Gunung Everest Sangat Berbahaya?

Peneliti kemudian melakukan analisis tanah menggunakan teknologi pengurutan gen generasi serta teknik budidaya tradisional dan bioinformatika.

Dari situ mereka mengungkap rangkaian DNA mikroba yang terkait dengan manusia, yang biasanya tidak mampu bertahan di lingkungan konsentrasi sinar ultraviolet yang tinggi, suhu rendah, dan kekurangan air di Everest.

Melansir Science Alert, tim peneliti mengatakan ini adalah pertama kalinya sampel yang diambil pada ketinggian 7.900 meter menunjukkan bukti pasti adanya mikroorganisme yang terkait dengan manusia.

Mikroba yang bertahan hidup

Sebagian besar mikroba, seperti mikroba yang dibawa oleh manusia ke tempat tinggi menjadi tidak aktif atau mati ketika terpapar kondisi ekstrem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com