Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpanse di Hutan Afrika Gunakan Taktik Perang untuk Mengintai Lawan

Kompas.com - 11/11/2023, 16:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Simpanse adalah salah satu hewan yang dikenal sangat cerdas. Mereka dapat menggunakan alat, berkomunikasi dengan vokalisasi yang rumit, dan dapat memecahkan masalah.

Bahkan, simpanse menyimpan 98,7% DNA yang sama dengan manusia sehingga memiliki banyak sifat yang juga mirip dengan manusia.

Terkait hal ini, untuk pertama kalinya, di hutan Afrika Barat, simpanse melakukan perilaku yang belum pernah diketahui sebelumnya; memata-matai lawan.

Untuk memata-matai geng lawan, simpanse secara taktis akan pindah ke tempat yang lebih tinggi untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik dan mengumpulkan informasi.

Mereka kemudian menggunakan pengintaian ini untuk memutuskan langkah selanjutnya. Ini adalah taktik peperangan manusia yang sudah lama digunakan, namun perilaku ini belum pernah dilaporkan pada simpanse sebelumnya.

Baca juga: Pertama Kali, Ilmuwan Laporkan Simpanse Bisa Alami Menopause

Taktik perang simpanse

Perilaku memata-matai yang baru ditemukan pada simpanse ini didokumentasikan di Taman Nasional Taï, Pantai Gading, selama studi tiga tahun oleh Universitas Cambridge dan Institut Max Planck.

Tim tersebut mengumpulkan data GPS dan lebih dari 21.000 jam catatan jejak dua kelompok simpanse barat yang bertetangga, yang mencakup total 58 ekor simpanse.

Wilayah kedua kelompok ini berbatasan satu sama lain dan mereka sering kali bersaing untuk mendapatkan sumber daya hingga dapat memicu kekerasan.

Pengamatan peneliti menunjukkan bahwa simpanse secara teratur melakukan patroli di perbatasan untuk menegaskan kembali wilayah mereka yang telah ditetapkan.

Patroli sering kali dilakukan dalam kelompok. Saat patroli, simpanse melakukan perjalanan ke daerah yang lebih tinggi dan berbukit saat bergerak menuju perbatasan, tempat konflik biasanya terjadi.

Baca juga: Mengapa Simpanse Suka Melempar Kotorannya Sendiri?

Namun, mereka cenderung menghindari bukit-bukit tersebut ketika kembali ke wilayah mereka sendiri dan memilih rute yang lebih mudah dan datar.

Pergerakan simpanse selanjutnya tampaknya ditentukan oleh informasi yang mereka kumpulkan selama berada di puncak bukit.

Setelah mengamati musuh, kemungkinan untuk maju ke wilayah musuh meningkat dari 40 persen ketika lawan berada dalam jarak 500 meter, menjadi 50 persen ketika berjarak 1.000 meter, dan menjadi 60 persen ketika berjarak 3.000 meter.

Para peneliti berpendapat bahwa perilaku ini tidak hanya menunjukkan kemampuan kognitif simpanse, tetapi bahkan mungkin menyoroti asal mula peperangan manusia.

Perang taktis dianggap sebagai pendorong evolusi manusia. Pemanfaatan bentang alam untuk menguasai wilayah pun sudah mengakar kuat dalam sejarah evolusi manusia.

Baca juga: Kenapa Simpanse Sangat Cerdas?

Dalam penggunaan strategi memata-matai yang dilakukan simpanse, mungkin dapat terlihat jejak perang skala kecil yang mungkin terjadi pada populasi pemburu-pengumpul prasejarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com