Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kok Tubuh Manusia Tak Punya Bulu seperti Primata Lain?

Kompas.com - 09/11/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir semua mamalia yang hidup di darat memiliki bulu yang menutupi tubuh mereka, mulai dari tikus hingga simpanse.

Tapi ada yang menarik sekaligus menjadi misteri, yaitu mengapa manusia hanya memiliki bulu tubuh yang sedikit atau hampir tidak ada jika dibandingkan dengan kebanyakan mamalia lain.

Baca juga: Mengapa Waktu Tidur Manusia Lebih Sedikit dari Primata Lain?

Studi pun mengungkap mengapa bulu di tubuh manusia bisa hilang.

Bulu di tubuh manusia

Mengutip Science Daily, Senin (6/11/2023) studi yang dilakukan para ilmuwan di University of Utah Health dan University of Pittsburgh menemukan manusia memiliki gen untuk menutupi seluruh bulu di tubuh namun evolusi telah menonaktifkannya.

"Kami telah mengambil pendekatan kreatif dengan menggunakan keanekaragaman hayati untuk mempelajari genetika sendiri. Ini membantu kita menentukan wilayah genom yang berkontribusi terhadap sesuatu yang penting bagi kita," kata Nathan Clark, Ph.D., ahli genetika manusia dari University of Utah Health.

Untuk mengungkap misteri hilangnya bulu pada manusia, peneliti mencari gen pada hewan tidak berbulu yang berevolusi lebih cepat dibandingkan hewan berbulu.

"Ketika hewan berada di bawah tekanan evolusi untuk kehilangan bulu, gen yang mengkode bulu menjadi kurang penting," jelas Clark.

"Sehingga perubahan genetik mungkin bertanggung jawab atas kerontokan bulu. Perubahan lain mungkin merupakan kerusakan tambahan setelah bulu berhenti tumbuh," sambungnya.

Baca juga: Apakah yang Membuat Kita Menjadi Manusia dan Bedanya dengan Primata?

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal eLife ini pun pada akhirnya dapat mengarah pada cara-cara baru untuk memulihkan rambut setelah kebotakan dan kemoterapi atau pada orang dengan kelainan yang menyebabkan rambut rontok.

Manfaat tidak berbulu

Sementara itu ada beberapa manfaat ketika manusia tidak memiliki bulu.

Melansir Independent, hal tersebut memungkinkan panas tubuh hilang melalui keringat. Ini penting ketika manusia purba mulai berjalan dengan dua kaki dan mulai mengembangkan otak yang lebih besar.

"Otak yang terlalu panas akan sangat berbahaya. Ini berarti ada tekanan evolusioner yang kuat untuk mengembangkan cara menghilangkan kelebihan panas tubuh melalui penguapan keringat di kulit," papar Nina Jablonski, profesor antropologi di Pennsylvania State University.

Itu menjadi alasan utama kerontokan bulu pada manusia lebih dari 1 juta tahun yang lalu.

“Mungkin hipotesis yang paling dapat diterima adalah bahwa kita kehilangan sebagian besar rambut di tubuh kita sebagai adaptasi agar lebih baik dalam menghilangkan panas dari tubuh kita, dengan kata lain untuk pengaturan termal,” kata Jablonski lagi.

Hilangnya bulu tubuh juga merupakan bagian dari adaptasi untuk menjadi hewan berkaki dua yang sangat aktif di lingkungan terbuka di Afrika khatulistiwa.

Akan tetapi kulit tanpa bulu akan lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari dibandingkan kulit yang ditutupi bulu.

Baca juga: Mengapa Tak Semua Primata Berevolusi Jadi Manusia?

"Pigmentasi gelap untuk melindungi dari kerusakan akibat sinar matahari hampir pasti berkembang bersamaan dengan hilangnya rambut di tubuh," tambah Jablonski.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com