Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2023, 09:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Teori berpendapat bahwa nenek moyang manusia merupakan buah dari evolusi kera di masa lalu.

Namun saat manusia sibuk keliling dunia, mengunjungi bulan, mengapa simpanse, primata yang disebut kerabat terdekat manusia yang masih hidup hingga saat ini, justru masih tinggal di pepohonan dan mencari buah-buahan untuk makanan mereka.

Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan, mengapa simpanse juga tidak berevolusi seperti manusia.

Menjawab itu, Briana Pobier, ahli paleoantropologi di Smithsonian Institute, Washington DC mengungkapkan alasan primata lain tak berevolusi menjadi manusia adalah karena mereka baik-baik saja.

Seperti dikutip dari Live Science, Minggu (8/1/2023) semua primata yang hidup hari ini, termasuk gorila gunung di Uganda, monyet howler di Amerika, dan lemur di Madagaskar telah membuktikan bahwa mereka dapat berkembang biak di habitat aslinya.

Baca juga: Mengapa Manusia Memiliki Dagu, Sedang Primata Lain Tidak?

"Evolusi bukanlah perkembangan. Ini tentang seberapa cocok organisme dengan lingkungan mereka saat ini," ungkap Lynne Isbell, profesor antropologi di University of California, Davis.

Pada manusia, kemampuan beradaptasi yang ekstrem kemudian memungkinkan manusia memanipulasi lingkungan yang sangat berbeda untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Namun kebutuhan itu tak cukup untuk menempatkan manusia di puncak tangga evolusi. Hal ini mengapa di mata para ilmuwan yang mempelajari evolusi, manusia tak 'lebih berevolusi' dari primata lainnya.

Ambil contoh saja semut. Semut menurut Isbell, justru sama atau lebih sukses dari manusia. Ada lebih banyak semut di dunia daripada manusia dan mereka beradaptasi dengan baik di tempat tinggal mereka. Meskipun semut belum mengembangkan tulisan.

"Kami memiliki gagasan bahwa yang dapat bertahan adalah yang terkuat atau tercepat. Tetapi yang harus dilakukan untuk memenangkan permainan evolusi adalah bertahan dan bereproduksi," kata Pobiner.

Baca juga: Selain Manusia, Inovasi Primata Muda Juga Dibuktikan oleh Monyet Ini

Lebih lanjut, ilmuwan berpikir nenek moyang manusia mulai menyimpang dengan leluhur simpanse, ketika mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu di tanah.

Sekitar 3 juta tahun, kaki nenek moyang ini mulai tumbuh lebih panjang dan jempol kaki mereka mengarah ke depan, memungkinkan mereka menjadi pejalan kaki sepenuhnya.

Menurut Isbell beberapa perbedaan dalam pemilihan habitat mungkin akan menjadi perubahan perilaku penting pertama.

"Supaya bisa melakukan bipedalisme (berjalan dengan dua kaki), nenek moyang kita akan pergi ke habitat yang tak memiliki kanopi tertutup. Mereka harus melakukan perjalan lebih banyak di tanah di tempat-tempat di mana pepohonan lebih tersebar," terang Isbell.

Adapun simpanse, hanya karena mereka tinggal di pepohonan bukan berarti mereka berhenti berevolusi.

Sebuah analisis genetik yang diterbitkan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa nenek moyang simpanse merupakan hasil penyimpangan dari nenek moyang bonobo yang hidup pada 930.000 tahun yang lalu, bukti simpanse merupakan salah satu primata yang juga berevolusi.

Baca juga: Berapa Banyak Manusia yang Bisa Tinggal di Bumi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com