KOMPAS.com - Demensia merupakan istilah yang lazim digunakan untuk mengdeskripsikan serangkaian gejala yang berdampak pada fungsi otak, seperti gangguan pada daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari.
Dampak demensia dapat sangat signifikan bagi kualitas hidup seseorang. Penyakit Alzheimer menjadi salah satu jenis demensia yang paling umum terjadi.
Baca juga: Studi Ungkap Aroma Wangi Saat Tidur Bisa Mencegah Demensia
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Cincinnati telah mengungkapkan hubungan yang menjanjikan antara mengonsumsi stroberi dan potensi penurunan risiko demensia pada individu paruh baya.
Profesor Emeritus Robert Krikorian dari UC College menjelaskan bahwa Stroberi dan blueberry mengandung senyawa antioksidan yang dikenal sebagai antosianin, yang berperan penting dalam sejumlah manfaat kesehatan buah beri, dikutip dari Earth.com, Jumat (3/11/2023).
“Stroberi dan blueberry mengandung antioksidan yang disebut antosianin, yang terlibat dalam berbagai manfaat kesehatan buah beri seperti peningkatan metabolisme dan kognitif,” kata Krikorian.
“Ada data epidemiologi yang menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi stroberi atau blueberry secara rutin memiliki tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat seiring bertambahnya usia,” sambungnya.
Selain kandungan antosianin, stroberi juga mengandung mikronutrien tambahan seperti ellagitannins dan asam ellagic yang telah terkait dengan manfaat kesehatan.
Krikorian mengungkapkan bahwa manfaat kesehatan terkait dengan konsumsi stroberi yang berkaitan dengan aspek metabolik dan kardiovaskular telah banyak diteliti, penelitian mengenai dampaknya terhadap kognisi masih terbatas.
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah konsumsi stroberi dapat meningkatkan kinerja kognitif serta memperbaiki kesehatan metabolisme pada kelompok populasi paruh baya.
Penelitian ini melibatkan 30 peserta berusia 50-65 tahun dengan berat badan berlebih yang mengalami penurunan kognitif ringan, yang merupakan kelompok risiko tinggi terkena demensia.
Selama 12 minggu, mereka diberi bubuk suplemen setiap hari, mirip dengan secangkir stroberi atau plasebo.
Hasil studi menunjukkan bahwa kelompok yang mengonsumsi bubuk stroberi mengalami peningkatan fungsi eksekutif dan penurunan gejala depresi.
Krikorian mengusulkan bahwa peningkatan ini mungkin terkait dengan penurunan peradangan otak.
Sering terkait dengan kondisi seperti resistensi insulin dan obesitas yang sering terjadi pada usia paruh baya.
“Kemampuan eksekutif mulai menurun pada usia paruh baya dan kelebihan lemak perut, seperti pada resistensi insulin dan obesitas, akan cenderung meningkatkan peradangan, termasuk di otak,” jelas Dr Krikorian.
Studi ini menambah bukti bahwa asupan buah beri kaya antioksidan.