KOMPAS.com - Keawetan makanan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan mikroba pembusuk pada makanan.
Semakin sedikit kesempatan mikroba pembusuk untuk tumbuh selama penyimpanan, maka semakin awet makanan tersebut.
Baca juga: Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?
Hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keawetan makanan adalah dengan menghilangkan seluruh mikroba yang ada pada makanan baik di dalam ataupun di permukaan.
Penghilangan seluruh mikroba disebut sterilisasi.
Ada berbagai metode sterilisasi makanan yang dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Metode sterilisasi dibedakan berdasarkan keadaan dan kondisi makanan yang disterilkan. Misalnya sterilisasi makanan kering dengan pemasakan dan kemasan yang vakum.
Pemasakan seperti pemanggangan dan pengasapan dapat menghilangkan air dari makanan dan mematikan mikroba.
Sementara itu, kemasan yang divakum tidak akan mengandung udara yang dapat menjadi pemicu perkembangan mikroba pada makanan.
Lantas bagaimana dengan makanan yang basah atau mengandung cairan?
Dasar dari metode ini sebetulnya dapat dipakai untuk sterilisasi makanan basah. Caranya dapat dilakukan dengan panci presto.
Dilansir dari EPI Newsl, National Library of Medicine, Amerika Serikat (1986), panci presto dapat digunakan untuk sterilisasi skala domestik.
Sebuah eksperimen di Sao Paulo University membuktikan bahwa efisiensi panci presto sebanding dengan autoklaf atau alat sterilisasi uap.
Baca juga: Pengertian Sterilisasi dan Pasteurisasi
Eksperimen ini menunjukkan bahwa panci presto bisa mencapai suhu yang cukup untuk membunuh bakteri.
Pengujiannya dilakukan dengan memasukkan kain kassa yang terkontaminasi spora bakteri Bacillus subtilis ke dalam panci presto.
Hasilnya, tidak ada pertumbuhan bakteri pada kassa selama 20 sampai 30 menit kemudian.