Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bekerja di Malam Hari Dapat Berbahaya bagi Tubuh?

Kompas.com - 16/10/2023, 06:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa dari kita, karena tuntutan profesi harus bekerja di malam hari, misalnya saja perawat, penjaga keamanan dan pekerja shift lainnya.

Sayangnya, bekerja di shift malam tersebut menimbulkan beberapa risiko kesehatan.

Dikutip dari Science Alert, Minggu (15/10/2023) beberapa risiko yang harus dihadapi ini antara lain pertambahan berat badan, diabetes, kanker, depresi, dan kesehatan jantung yang buruk.

Lalu mengapa hal ini bisa terjadi?

Faktor risiko kesehatan itu terjadi karena para pekerja malam ini melawan jam tubuh untuk tetap terjaga ketika seharusnya mereka tidur. Belum lagi mereka makan pada saat metabolisme biasanya sedang menurun.

Ketidakselarasan ini mendatangkan malapateka pada kesehatan seseorang karena ritme sirkadian normal tubuh menjadi kacau.

Baca juga: Mengapa Kucing Bangun dan Aktif di Malam Hari?

Efek bekerja di malam hari

Penelitian menunjukkan, pola makan berdampak nyata pada kesehatan. 

Selanjutnya, para peneliti melakukan penelitian untuk melihat efek bekerja di malam hari. Studi dilakukan pada hewan untuk melihat bagaimana dampak aktivitas di malam hari dapat berdampak pada tubuh tikus.

Penelitian baru pada hewan pengerat menununjukkan adanya mekanisme mendasar yang dapat mendorong perubahan nafsu makan ketika siklus tidur-bangun dan sinyal siang-malam tidak sejalan.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Bristol di Inggris menyelidiki hubungan antara hormon yang terkait dengan siklus tidur-bangun dan pola makan harian pada tikus.

Peneliti menemukan, ritme sirkadian yang terganggu sangat berdampak pada perilaku makan hewan tersebut.

Dalam studi ini, peneliti bereksperimen dengan mengganggu ritme normal tubuh tikus. Caranya dengan memberikan hewan tersebut infus hormon yang disebut kortikosteron, baik yang selaras atau tidak sesuai fase dengan isyarat terang-gelap.

Kortikosteron bagi hewan pengerat sama dengan kortisol bagi manusia, yang akan meningkat tajam beberapa jam sebelum bangun tidur dan kemudian turun terus-menerus sepanjang hari.

Baca juga: Mengapa Gurun Menjadi Sangat Dingin di Malam Hari?

Peneliti menemukan, ada perubahan dasar dari pola makan tikus yang biasa. Para peneliti menelusuri perubahan ini berasal dari aktivitas yang lebih besar pada gen yang mengatur nafsu makan.

Tikus dengan kadar kortikosteron yang tidak selaras mengalami peningkatan ekspresi beberapa gen yang menghasilkan protein untuk merangsang nafsu makan pada saat gen tersebut biasanya tidak aktif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com