Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2023, 21:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Sianida, secara umum dikenal orang sebagai racun yang mematikan. Zat ini dapat berbentuk padat, gas hingga cairan tidak berwarna.

Orang yang terpapar sianida dapat mengalami berbagai gejala seperti sakit kepala, pusing hingga jantung berdebar kencang dan sulit bernapas.

Lantas, bagaimana orang bisa terpapar sianida?

Dikutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, Rabu (11/10/2023), sianida dapat dilepaskan dari bahan alami pada beberapa jenis makanan atau tanaman tertentu, termasuk biji dari beberapa buah.

Baca juga: Ada Kandungan Sianida dalam Biji Apel, Amankah jika Tertelan?

Dampak terpapar sianida

Saat sianida dilepaskan di udara, maka orang dapat terpapar melalui kulit maupun kontak mata, atau dapat juga terhirup saat bernapas. Sebab, sianida dapat memiliki berbagai bentuk dari padat, cair hingga gas.

Gas sianida yang terhirup dapat langsung dengan cepat menyebabkan pada orang yang menghirupnya.

Akan tetapi, menelan sianida dalam bentuk cair atau padat dapat menyebabkan keracunan.

Orang dapat terpapar sianida dengan sentuhan. Misalnya, saat bahan kimia ini tercampur pada air.

Kontaminasi sianida pada air bisa terjadi melalui sentuhan atau saat seseorang tidak sengaja meminumnya.

Selain itu, sianida padat, biasanya berbentuk kristal, dapat dilepaskan ke dalam air. Senyawa ini dapat menghasilkan gas hidrogen sianida (HCN), dan orang dapat terpapar saat menghirupnya.

Baca juga: Apa Itu Sianida di Film Ice Cold yang Belakangan Ini Ramai?

 

 

Orang bisa juga terpapar sianida saat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Namun, paparan sianida ini lebih mungkin terjadi pada bentuk padat.

Paparan sianida yang paling berbahaya adalah saat senyawa ini berbentuk gas dan menguap di dalam ruangan atau tempat-tempat tertutup di mana gas lebih mudah terperangkap.

Efek sianida pada tubuh saat terhirup

Sianida dalam bentuk gas yang paling mudah dan cepat memengaruhi orang. Sebab, saat kita bernapas, maka gas ini dapat ikut serta terhirup masuk ke dalam tubuh.

Dilansir dari Medical News Today, respirasi seluler merupakan proses vital dalam tubuh, karena saat bernapas kita akan menghirup oksigen.

Baca juga: Apa Itu Potasium Sianida, Zat yang Ada di Kasus Sate Beracun?

Dalam proses ini, tubuh menggunakan oksigen untuk menciptakan adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Saat orang terpapar sianida atau menghirupnya saat ia bernapas, maka racun sianida yang terhirup akan mengganggu proses pernapasan seluler.

Sianida yang terserap tubuh akan mengikat enzim penting dari rantai pernapasan yang disebut sitokrom oksidase. Ini akan menghalangi respirasi intraseluler dan meningkatkan sintesis asam laktat.

Selain itu, saat masuk ke dalam tubuh, sianida juga dapat berikatan dengan enzin-enzim penting lainnya, sehingga dapat berpotensi merusak sistem saraf melalui peroksidasi lipid.

Saat terpapar sianida, maka organ vital pada tubuh manusia yang paling sensitif, yakni otak dan jantung akan dapat merasakan efek sianida secara langsung, karena organ-organ ini dapat dengan cepat memetabolisme oksigen.

Baca juga: 7 Fakta Racun Potasium Sianida dari Bentuk hingga Efek Samping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com