Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tidak Ada Gorila Gunung di Kebun Binatang?

Kompas.com - 09/10/2023, 13:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Monyet, bonobo, orangutan, dan gorila dataran rendah dapat menikmati umur panjang di penangkaran, namun salah satu kera besar yang mungkin tidak akan pernah kita lihat di kebun binatang adalah gorila gunung.

Beberapa kebun binatang telah mencoba menampung dan merawat hewan liar ini, namun tidak sepenuhnya berhasil. Lantas, mengapa demikian?

Gorila gunung sulit hidup di penangkaran

Gorila gunung adalah subspesies dari gorila timur, yang hidup di hutan dataran tinggi pegunungan vulkanik Virunga, Afrika Tengah/Timur, dan Taman Nasional Bwindi Impenetrable, Uganda.

Gorila gunung biasanya bertubuh lebih kecil dari gorila timur lainnya, tetapi memiliki bulu yang lebih tebal karena menyesuaikan dengan cuaca pegunungan yang lebih dingin.

Berdasarkan survei terbaru, hanya ada 1.063 ekor gorila gunung yang tersisa di alam liar. Mereka dianggap sebagai spesies yang “sangat terancam punah”, meskipun statusnya sempat menjadi “terancam punah” pada tahun 2018 berkat upaya konservasi.

Baca juga: Bukti Pertama, Simpanse dan Gorila Hidup Berdampingan di Alam Liar

Hingga saat ini, tidak ada gorila gunung yang diketahui berada di penangkaran. Ada beberapa upaya untuk merawat gorila gunung di kebun binatang pada tahun 1960an dan 1970an, namun semuanya berakhir dengan tragedi.

Salah satu upaya yang cukup berhasil dilakukan Kebun Binatang Cologne pada tahun 1969 ketika dua gorila gunung, bernama Coco dan Pucker, tiba dari Pegunungan Virunga, Rwanda.

Awalnya, penjaga kebun binatang berharap untuk membiakkan pasangan tersebut, namun akhirnya terungkap bahwa keduanya adalah betina.

Coco dan Pucker berhasil menjalani kehidupan yang cukup baik. Mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi makanan tambahan berupa bayam, seledri, bawang bombay, brokoli, rebung, dan kecambah gandum.

Namun, pada tahun 1978, Coco dan Pucker tiba-tiba jatuh sakit karena infeksi bakteri dan keduanya meninggal dalam waktu beberapa bulan. Otopsi menunjukkan keduanya menderita cacat sistem kekebalan bawaan.

Baca juga: Makanan Apa Saja yang Dimakan Gorila?

Terlepas dari kondisi kesehatan yang mendasari keduanya, terbukti bahwa gorila gunung hampir selalu mati dalam usia muda saat hidup di penangkaran.

Alasannya belum sepenuhnya dipahami, terutama karena gorila dataran rendah berhasil dipelihara dan bahkan dikembangbiakkan di penangkaran.

Satu teori menyatakan bahwa gorila gunung memiliki pola makan yang sangat spesifik yang terdiri dari 142 jenis buah, daun, batang, akar, dan pucuk yang berbeda.

Sulit untuk menciptakan keanekaragaman ini di penangkaran, yang jaraknya berkilo-kilometer jauhnya dari tempat asal mereka sehingga ada kemungkinan gorila gunung yang di penangkaran tidak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tetap sehat.

Baca juga: Gorila Gunung Afrika Spesies Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Ada juga dugaan bahwa gorila gunung lebih rentan terhadap stres, yang berdampak pada sistem kekebalan dan kemampuan mereka melawan infeksi.

Meski demikian, gorila gunung ada yang bisa hidup di lingkungan suaka. Pusat Senkwekwe di Taman Nasional Virunga adalah satu-satunya fasilitas di dunia yang merawat gorila gunung tanpa induk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com