Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Dampak Terbentuknya Superbenua Baru bagi Bumi?

Kompas.com - 29/09/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum terbentuk seperti sekarang ini, awalnya hanya ada satu benua di Bumi yang disebut dengan superbenua.

Namun para ahli memprediksi pada suatu masa, superbenua bisa kembali tercipta karena benua-benua akan terus bergerak hingga bersatu lagi. Menurut studi baru, superbenua ini akan terbentuk 250 juta tahun mendatang.

Akan tetapi, dampak terciptanya superbenua ini bagi Bumi menurut ahli ternyata dapat membawa konsekuensi tersendiri.

Baca juga: Apakah Dampak Gerhana Bulan Penumbra terhadap Bumi?

Dampak terbentuknya superbenua baru

Dikutip dari The Guardian, Rabu (27/9/2023) dengan menggunakan pemodelan, peneliti mengungkapkan, dampak terbentuknya superbenua baru yang disebut Pangea Ultima ini dapat memusnahkan manusia dan mamalia lain yang ada di Bumi.

Kepunahan massal ini terutama disebabkan oleh tekanan panas akibat aktivitas gunung berapi yang lebih besar yang akan menghasilkan karbon dioksida dua kali lebih banyak ke atmosfer dibandingkan saat ini.

Selain dampak terbentuknya superbenua baru, faktor matahari yang lebih tua, akan memancarkan lebih banyak radiasi, dan luasnya gurun pedalaman di daerah tropis.

Pemodelan ini menunjukkan, di era Pangea Ultima suhu ekstrem diperkirakan akan sangat drastis dengan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan saat ini.

Dampak superbenua baru ini, juga dapat membuat suhu global meningkat 15 derajat Celsius yang akan mengembalikan Bumi seperti pada era Permian-Trias 260 juta tahun lalu.

Baca juga: Apakah Dampak Fenomena Solstis Matahari 22 Desember pada Bumi?

 

Periode panas yang berkepanjangan dan melebihi 40 derajat Celsius akan melampaui tingkat toleransi banyak bentuk kehidupan.

Mamalia telah menjadi kisah sukses evolusi terbesar di dunia, terutama sejak punahnya dinosaurus pada peristiwa kepunahan besar terakhir.

Kendati demikian, kemampuan mamalia untuk beradaptasi terhadap panas mungkin terlalu lambat, termasuk manusia.

Hal ini akan membuat mereka mengalami tantangan yang sangat besar di era Pangea Ultima.

Selain dampak langsung dari panas, akan terdapat masalah pasokan makanan yang parah akibat runtuhnya vegetasi.

Baca juga: Apakah Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat?

Studi ini mencatat, sebagian besar tanaman menjadi stres pada suhu di atas 40 derajat Celsius dan rusak total jika terkena suhu 60 derajat Celsius dalam waktu lama.

“Bumi memiliki lingkungan yang sangat mudah berubah. Manusia sangat beruntung dengan apa yang kita miliki sekarang dan kita tidak boleh memaksakan iklim kita melampaui iklim yang kita alami saat ini. Kita adalah spesies yang dominan, namun bumi dan iklimnya menentukan berapa lama hal ini akan bertahan,” papar Alexander Farnsworth, penulis studi dari Universitas Bristol.

Para peneliti mengakui bahwa prediksi mereka memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi karena jangka waktu yang sangat panjang, namun mereka berharap penelitian ini akan memberikan wawasan yang berguna mengenai peristiwa kepunahan massal.

Studi pemodelan untuk mengetahui dampak terbentuknya superbenua bagi Bumi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.

Baca juga: Apakah Dampak Nilai Oktan Bensin Terhadap Polusi Udara?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com