Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gibbaeum heathii, Tanaman Sukulen Mini Mirip Pantat Bayi

Kompas.com - 16/08/2023, 06:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penampakan tanaman Gibbaeum heathii bisa dibilang bakal langsung menyita perhatian siapapun yang melihatnya.

Gibbaeum heathii adalah tanaman sukulen mini endemik yang berasal dari sebuah lembah di Afrika Selatan. Uniknya, sukulen ini terlihat seperti pantat bayi.

Tanaman sukulen yang juga dikenal dengan sebutan bababoutjies (yang artinya pantat bayi) tumbuh di lembah besar yang dikelilingi pegunungan dan hanya menerima curah hujan yang sangat sedikit, memungkinkan sejumlah besar spesies sukulen untuk berkembang.

Bababoutjies yang dapat tumbuh hingga 6 Cm itu adalah sukulen pembentuk rumpun yang menumbuhkan dua hingga tiga daun halus berbentuk bola.

Daun yang lebih tua akan melindungi daun baru yang tumbuh, bertahan di pangkal dan menutupi batang.

Baca juga: Mengenal Buah Tin, Tanaman yang Dibudidayakan Selama Berabad-abad

Bunga tanaman sukulen Gibbaeum heathii ini tumbuh di tengah pada akhir musim dingin dan awal musim semi, dengan warna bervariasi dari putih dan merah muda hingga kuning.

Dikutip dari Live Science, Selasa (15/8/2023) daun tanaman biasanya berwarna abu-abu kehijauan.

Akan tetapi ketika daun baru muncul, daun yang lebih tua dapat berubah menjadi merah muda dalam kondisi tertentu, membuat sekulen Gibbaeum heathii semakin terlihat seperti pantat bayi.

"Banyak sukulen yang berubah warna dari hijau menjadi kemerahan dan biasanya merupakan respons terhadap stres baik karena air maupun cahaya," kata Paul Rees, manajer pembibitan di Royal Botanic Gardens, Kew, di London.

Misalnya jika tanaman menerima terlalu banyak cahaya, mereka memerah untuk membantu melindunginya dari sengatan matahari.

Selain itu, apabila Gibbaeum heathii kekurangan air untuk jangka waktu yang lama, tanaman sukulen yang unik mirip pantat bayi itu dapat memerah untuk membantu mereka mengatasi tekanan air.

Baca juga: Bagaimana Tanaman Beradaptasi dengan Lingkungan Gurun?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com