KOMPAS.com - Kafein adalah stimulan alami yang paling banyak ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao.
Kafein telah terbukti memberikan efek positif bagi tubuh dan pikiran, jika dikonsumsi dalam jumlah cukup. Ada beberapa bukti bahwa kafein dapat membantu meningkatkan daya ingat dan meningkatkan konsentrasi.
Namun, beberapa orang sangat sensitif terhadap efek kafein. Kafein dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, dan dapat menyebabkan sulit tidur atau merasa gelisah.
Dilansir dari Live Science, berikut adalah fakta-fakta menarik tentang kafein.
Baca juga: Studi Jelaskan Efek Kopi bagi Metabolisme Tubuh dan Berat Badan
Kafein diserap ke dalam darah dan jaringan dalam waktu sekitar 45 menit setelah dikonsumsi. Tapi, butuh waktu lebih lama bagi tubuh untuk memecahnya dan membersihkannya dari sistem.
Menurut James Lane, profesor psikiatri di Duke University, Durham, North Carolina, waktu paruh kafein atau waktu yang diperlukan untuk menghilangkan setengah dari kafein yang dimiliki seseorang dalam tubuhnya, adalah sekitar 4 jam.
Namun, ini tidak berarti bahwa semua kafein akan hilang dari tubuh setelah 8 jam. Lane mengatakan, mungkin diperlukan waktu selama 12 jam untuk sepenuhnya menghilangkan kafein dalam secangkir kopi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kafein dapat mengancam nyawa ketika kafein dikonsumsi pada dosis yang tinggi (biasanya lebih dari 5 gram pada orang dewasa atau sekitar 30 sampai 50 cangkir kopi).
Baca juga: Studi: Minum Kopi 2-3 Cangkir Per Hari Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Pada tahun 2014, dua pria muda, seorang berusia 18 tahun asal Ohio dan satu lagi berusia 24 tahun asal Georgia, overdosis akibat bubuk kafein murni.
Kasus tersebut menggambarkan bahaya dan potensi produk terkonsentrasi ini. Pasalnya, menurut Food and Drugs Administration (FDA), satu sendok teh kafein bubuk murni mengandung jumlah kafein yang sama dengan 28 cangkir kopi biasa.
Lane menjelaskan, orang yang mengonsumsi kafein setiap hari kemungkinan besar bergantung pada zat tersebut sehingga menghasilkan gejala ketergantungan.
Namun, Dr. Peter Martin, profesor psikiatri dan farmakologi di Vanderbilt University, Nashville, mengatakan bahwa secara umum, kebutuhan orang akan kafein berbeda besarnya dibandingkan dengan kecanduan obat opioid atau kokain.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Manfaat Minum Kopi Sebelum Tidur Siang
Martin menjelaskan, kafein memiliki efek samping kecil dibandingkan dengan obat-obatan adiktif yang sebenarnya. Ia mengatakan, seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya kecanduan kafein, tetapi apakah orang itu pernah merampok untuk mendapatkan uang untuk membeli kopi?
Kafein memiliki struktur molekul yang mirip dengan adenosin, suatu neurotransmitter atau zat yang mengirimkan impuls saraf di otak.
Karena kemiripan kimianya dengan adenosin, kafein dapat berikatan dengan reseptor adenosin di sel otak. Efek stimulan kafein pun utamanya berasal dari cara kerjanya pada reseptor adenosin otak.