Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Virus Covid di Indonesia Paling Banyak Bermutasi di Dunia

Kompas.com - 31/07/2023, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Varian virus corona penyebab Covid-19 paling banyak bermutasi di dunia ada di Indonesia. Hal itu diungkapkan para ilmuwan Inggris belum lama ini.

Menurut mereka, varian virus Covid yang paling banyak bermutasi yang pernah ada itu ditemukan bersembunyi pada seorang pasien di Indonesia, dikutip dari Daily Mail, Senin (31/7/2023).

Varian virus Covid yang muncul di Indonesia mungkin merupakan versi virus yang paling banyak bermutasi yang pernah tercatat.

Pasalnya, varian virus Covid versi Delta yang telah berubah, yang sampelnya diambil dari seorang pasien di Jakarta, memiliki 113 mutasi unik.

Ilmuwan menjelaskan, sebanyak 37 mutasi virus di antaranya itu mempengaruhi protein spike, yakni fitur yang digunakan virus corona untuk menempel pada sel manusia.

Sebagai perbandingan, varian virus corona Omicron tercatat membawa sekitar 50 mutasi.

Protein spike juga menjadi target dari banyak jenis vaksin Covid-19 yang dibuat untuk bekerja dengan cara mengajarkan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan menyerang protein tersebut.

Baca juga: Varian Virus Corona Brasil Disebut Ilmuwan Lebih Mudah Menular

Dilansir dari Metro, Profesor Lawrence Young, ahli virus di Warwick University, mengatakan, masih belum jelas apakah jenis virus yang baru ditemukan ini berpotensi menyebar dan menginfeksi orang lain.

Young menambahkan, varian virus Covid tersebut perlu mengalahkan varian lain yang beredar, seperti keturunan Omicron, untuk menjadi stabil.

Virus Covid baru ini diyakini berasal dari kasus infeksi kronis pada seorang pasien, yang alih-alih mengalahkan virus dalam beberapa minggu, malah mengalami infeksi berkepanjangan selama berbulan-bulan.

Varian baru virus Covid bermutasi tak biasa

Umumnya, infeksi kronis ini terjadi pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti pasien dengan AIDS atau pasien kanker yang menjalani kemoterapi, sehingga tubuhnya cukup lemah untuk melawan infeksi virus.

Sementara itu, Profesor Ian Jones, ahli virus di University of Reading menambahkan bahwa varian baru virus Covid ini 'bermutasi dengan cara tidak biasa'.

Baca juga: Varian Virus Corona B.1.1.7 Inggris Lebih Mematikan, Studi Ini Jelaskan

 

Virus Covid bermutasi sepanjang waktu, dan infeksi kronis, kata Jones, telah meningkatkan potensi untuk mendorongnya beradaptasi dengan lebih baik untuk menyusup ke dalam sistem kekebalan tubuh manusia.

"Kekhawatiran terhadap infeksi kronis adalah virus bermutasi pada individu yang telah memiliki kekebalan," imbuh Jones.

Pada awal Juli lalu, varian baru virus Covid dengan mutasi terbanyak ini telah tercatat dalam basis data genomik Covid global.

Menurut Young, ketakutan terbesar adalah adanya varian baru seperti yang muncul pada mutasi virus terbanyak yang ditemukan pada pasien di Indonesia, dan muncul secara diam-diam.

"Virus ini (Covid) terus mengejutkan kita dan berpuas diri itu berbahaya. Ketika virus ini menyebar dan terus bermutasi, pasti akan mengakibatkan infeksi serius pada mereka yang paling rentan, serta akan meningkatkan beban mereka yang menderita akibat infeksi jangka panjang," imbuh Young.

Baca juga: Varian Virus Corona XE Lebih Menular dari Omicron BA.2, Ini Kata Satgas Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com