Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Manusia, Mungkinkah Hewan Mengalami Serangan Jantung Mematikan?

Kompas.com - 12/03/2023, 12:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan jantung menjadi salah satu penyebab kematian pada manusia.

Namun apakah serangan jantung hanya bisa terjadi pada manusia saja atau bisa dialami juga oleh hewan lain?

Baca juga: Apakah Serangan Jantung Dapat Dicegah?

Apa itu serangan jantung?

Sebelum melangkah lebih jauh, mari ketahui terlebih dahulu apakah itu serangan jantung.

Mengutip Live Science, Jumat (10/3/2023) serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah yang mendistribusikan darah beroksigen ke jantung tersumbat dan sepotong jaringan jantung mati karena kekurangan oksigen.

Menurut Flavio Fenton, profesor fisika di Institut Teknologi Georgia yang mempelajari aspek kelistrikan dan jantung spesies hewan lainnya, ketika sepotong jantung mati maka itu tidak dapat berkontraksi dan gagal menyebarkan gelombang listrik yang bergerak melalui bagian jantung lainnya yang memerintahkannya untuk berkontraksi.

Hal tersebut dapat menyebabkan jantung berhenti dan menyebabkan kematian bila tidak dilakukan intervensi seperti CPR.

"Semua jantung mamalia sangat mirip," kata Fenton.

Hewan jarang mengalami serangan jantung

Meski mengalami kemiripan namun sejauh yang diketahui para ilmuwan, serangan jantung jarang terjadi pada hewan.

"Secara umum, hewan tidak secara alami mati karena serangan jantung khas seperti pada manusia," papar Philip Gordts, asisten profesor yang mempelajari penyakit jantung di University of California, San Diego.

Baca juga: Waspadai, Serangan Jantung Berpotensi Terjadi Lebih dari Sekali

Layanan Rujukan Hewan Oakland, di Bloomfield Hills, Michigan menyebut serangan jantung sangat terjadi pada anjing. Sedangkan pada hewan pengerat dan kelinci, serangan jantung juga jarang terjadi.

Terlepas dari laporan bahwa hewan lain kebanyakan tidak mengalami serangan jantung namun kenyataannya belum banyak studi yang menyelidiki pertanyaan ini.

"Hanya sedikit literatur ilmiah mengenai serangan jantung yang terjadi pada non mamalia," papar Tomasz Owerkowicz, ahli fisiologi vertebrata komperatif di California State University, San Bernardino.

"Anda dapat mengamati seekor hewan tiba-tiba mati. Tetapi sangat jarang benar-benar melakukan otopsi dan mencari penyumbatan di arteri koroner," katanya lagi.

Memiliki riwayat penyakit jantung ternyata adalah penyebab henti jantung yang paling umum,Shutterstock/Syda Productions Memiliki riwayat penyakit jantung ternyata adalah penyebab henti jantung yang paling umum,

Namun berdasarkan struktur jantung, peneliti dapat membuat prediksi tentang vertebrata mana yang paling mungkin mengalami serangan jantung.

Owerkowicz pun menemukan hewan dengan kemungkinan terbesar itu adalah burung atau mamalia karena mereka hanya memiliki satu sumber oksigen, yakni arteri koroner. Jika arteri koroner tersumbat maka jantung akan kehilangan suplai oksigen dan kemungkinan mengalami serangan jantung.

Baca juga: 6 Keluhan Nyeri Dada yang Harus Diwaspadai sebagai Gejala Serangan Jantung

Peneliti kini juga melakukan percobaan serangan jantung pada hewan dengan jantung spons. Jantung beberapa vertebrata nonmamalia diketahui memiliki sistem yang sedikit berbeda sehingga dapat melindungi mereka dari serangan jantung.

Mereka memiliki jaringan jantung seperti spons yang memungkinkan darah beroksigen di dalam ruang jantung mengalir jauh ke dalam dinding jantung, seperti air yang bergerak ke kantong udara spons.

Jika arteri koronernya tersumbat, vertebrata dengan jantung seperti spons tetap dapat menghindari serangan jantung berkat sistem cadangan difusi oksigen.

"Salah satu hewan itu adalah aligator dan kami menemukan mereka tidak mengalami serangan jantung," ungkap Owerkowicz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com