KOMPAS.com - Beberapa dari kita kerap mengalami mabuk kendaraan, mabuk laut, atau mabuk udara saat melakukan perjalanan, terutama jarak jauh.
Kondisi tersebut menyebabkan gejala seperti pusing, keringat dingin, mual, dan muntah. Umumnya, anak-anak banyak mengalami mabuk perjalanan, namun ini bisa dialami oleh siapa saja.
Dilansir dari Cleveland Clinic, otak menerima sinyal dari bagian penginderaan gerak tubuh kita, yakni mata, telinga bagian dalam, otot, dan persendian.
Saat bagian-bagian ini mengirim informasi yang bertentangan, otak menjadi bingung dan tidak tahu apakah tubuh harus diam atau bergerak. Reaksi bingung otak ini yang membuat kita merasa mual selama perjalanan.
Baca juga: Penyebab Manusia Jatuh Cinta Menurut Sains
Misalnya, saat mengendarai mobil, mata melihat pepohonan yang lewat dan mencatat gerakan, telinga bagian dalam merasakan gerakan, sementara otot dan persendian merasakan bahwa tubuh sedang duduk diam. Otak pun akhirna merasakan keterputusan di antara pesan-pesan ini.
Selain berkendara, hal lain yang dapat memicu mabuk adalah wahana taman hiburan, pengalaman realitas virtual, membaca sambil bergerak, dan sebagainya
Mabuk perjalanan dapat menyerang dengan cepat dan membuat kita berkeringat dingin dan merasa ingin muntah. Dilansir dari WebMD, berikut adalah gejala umum mabuk perjalanan:
Bagi kebanyakan orang, gejala mabuk perjalanan biasanya tidak berlangsung lama. Gejalanya mungkin menghilang setelah kita terbiasa dengan situasinya, apakah itu goyangan perahu atau pergerakan kereta api.
Baca juga: Apa Penyebab Alergi Udang?
Tetapi, ada beberapa hal sederhana yang dapat kita lakukan jika mabuk perjalanan, yakni: