Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Menahan Kentut?

Kompas.com - 16/01/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Pelepasan udara berlebih melalui saluran usus atau yang biasa kita sebut dengan kentut adalah hal yang normal dan alami. 

Namun, beberapa orang merasa malu dan tidak sopan jika kentut di depan orang lain, bisa karena bunyinya atau baunya yang dikhawatirkan mengganggu. Alhasil, menahan kentut adalah solusinya. 

Meski demikian, perlu diketahui bahwa menahan kentut, jika terlalu sering, bisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan dengan gejala yang tidak nyaman.

Apa yang terjadi pada tubuh saat menahan kentut?

Saat kita kentut, gas bergerak dari usus ke rektum, lalu keluar melalui anus. Tetapi, jika kita mengencangkan otot sfingter anus, otot yang juga dikencangkan saat menahan buang air besar, biasanya kita bisa menahan kentut untuk jangka waktu tertentu.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Manusia Jatuh ke Lubang Hitam?

Dilansir dari Healthline, setelah mengencangkan otot sfingter, tekanan akan mulai terbentuk pada gas di sistem pencernaan. Kita mungkin mengalami beberapa gejala jangka pendek saat menahan kentut, termasuk nyeri, perut kembung, dan rasa tidak nyaman.

Kemudian, kita mungkin merasakan gelembung atau gemericik saat gas bergerak di sekitar sistem pencernaan.

Penelitian mengatakan bahwa sebagian dari gas kentut yang ditahan akan diserap kembali oleh sistem darah tubuh dan pada akhirnya dapat dikeluarkan saat kita mengeluarkan napas. 

Namun, sebagian besar gas akan tetap berada di bawah tekanan di dalam tubuh sampai akhirnya kita dapat mengeluarkannya melalui kentut, sendawa, atau keduanya.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Terlalu Banyak Makan Garam?

Efek menahan kentut

Ada bukti ilmiah terbatas yang mengatakan bahwa menahan kentut dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Dalam jangka pendek, menahan kentut bisa menyebabkan:

  • Nyeri
  • Tidak nyaman
  • Perut kembung
  • Gangguan pencernaan
  • Maag

Terlebih lagi, ketika tekanan meningkat, tingkat stres juga akan meningkat sehingga membuat gejalanya semakin tidak nyaman.

Pada tahun 1970-an, para ahli menemukan bahwa kebiasaan menahan kentut dapat dikaitkan dengan perkembangan divertikulitis, yakni peradangan atau pembengkakan kantong yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan. 

Divertikulitis bisa berkembang menjadi kondisi yang parah dan dapat menyebabkan infeksi jika tidak ditangani. Namun, tanpa penelitian lebih lanjut, hubungan antara kebiasaan menahan kentut dan divertikulitis belum memiliki bukti yang kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com