Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2022, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Termometer Digital saat ini semakin menggantikan termometer air raksa konvensional karena pembacaannya yang lebih mudah.

Termometer digital bebas merkuri. Termometer ini berisi termistor di dalam ujung yang digunakan untuk mengukur suhu. 

Jenis termometer ini memberikan hasil yang cepat dan sangat akurat pada rentang suhu tubuh serta dapat digunakan untuk mengambil pembacaan suhu di mulut, rektum, atau ketiak.

Kelebihan dan kekurangan termometer digital

Termometer digital bekerja dengan menggunakan sensor panas yang mendeteksi suhu tubuh.

Termometer jenis ini dapat digunakan untuk mengambil pembacaan suhu di mulut, rektum, atau ketiak.

Baca juga: Apa Jenis Termometer yang Paling Akurat?

Dilansir dari Healthline, saat menilai pembacaan termometer digital, ingatlah bahwa suhu ketiak (aksila) berkisar hingga 0,6 derajat C lebih dingin daripada pembacaan oral. 

Sedangkan pembacaan rektal bekerja hingga 0,6 derajat C lebih hangat daripada pembacaan oral.

Kelebihan 

Termometer digital memberikan pembacaan yang akurat dalam waktu sekitar 1 menit atau kurang.

Kekurangan

Untuk mendapatkan pembacaan yang akurat dari penggunaan oral, ujung perangkat harus diletakkan di bawah lidah dengan mulut tertutup sepenuhnya. 

Untuk alasan ini, pembacaan rektal dianggap paling akurat untuk bayi dan anak kecil. 

Baca juga: Sejarah Penemuan Termometer: Penemu dan Perkembangannya

Selain itu, pembacaan lisan tidak akan akurat jika dilakukan terlalu dekat dengan makan atau minum karena hasilnya mungkin miring oleh suhu makanan atau minuman. Tunggu setidaknya 15 menit.

Pembacaan rektal mungkin tidak nyaman untuk bayi dan anak kecil.

Selain itu, termometer yang sama tidak boleh digunakan untuk pembacaan rektal dan lisan. Ini mungkin memerlukan pembelian dua termometer, yang harus diberi label.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com