KOMPAS.com - Diabetik makular edema (DME) adalah penebalan dan pembengkakan yang terjadi pada bagian makula akibat kadar gula darah yang tinggi dan kronis.
Padahal, makula adalah bagian tengah retina yang menjadi titik fokus penglihatan. Bila makula terganggu, seseorang bisa mengalami perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur, tampak berkabut, warna tidak jelas atau bahkan terdapat daerah-daerah hitam.
Satu dari tiga atau 25-40 persen penderita diabetes akan mengalami komplikasi retinopati diabetik yang mengancam penglihatan, termasuk DME, semasa hidupnya.
Sayangnya, diabetik makular edema tidak bisa disembuhkan, seperti diungkapkan oleh Dr. dr. Elvioza, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan dalam media briefing bertema World Sight Day 2022 : Waspadai Risiko Kebutaan pada Pasien Diabetik Makular Edema yang diadakan oleh Bayer pada Selasa (11/10/2022).
Target dari pengobatan diabetik makular edema adalah mempertahankan penglihatan yang ada sehingga penyakit terkontrol dan tidak menjadi progresif.
Baca juga: Apa Itu Diabetik Makular Edema, Penyebab Kebutaan pada Pasien Diabetes?
Hasil dari pengobatan DME juga tergantung dari banyak faktor, termasuk ketaatan pasien untuk kontrol ke dokter dan berobat, penyakit komorbid yang menyertai dan kondisi pasien ketika penyakit kali pertama ditangani.
Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan juga berkata bahwa apabila penyakit DME telah ditemukan pada stadium dini dan pasien taat dalam mengontrol komorbid dan mau segera menjalani terapi, maka pasien umumnya akan bisa mempertahankan penglihatan hingga akhir hayat.
Sebaliknya, pada pasien yang datang dalam kondisi parah, penanganan penyakit akan menjadi lebih sulit dan hasilnya kurang maksimal.
Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan skrining DME, terutama pada pasien dengan diabetes. Tujuannya untuk mendeteksi DME sedini mungkin.
Pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 1 direkomendasikan untuk melakukan skrining 3-5 tahun setelah terdiagnosis DM.
Baca juga: Diabetes Berisiko Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik, Bagaimana Terjadinya?
Sementara itu, pasien diabetes melitus tipe 2 perlu dilakukan skrining segera setelah terdiagnosis DM, lalu kemudian dianjurkan untuk melakukan skrining ulang setiap tahunnya.
Diagnosis DME akan ditegakkan oleh dokter bila ditemukan adanya penurunan tajam penglihatan, gambaran khas pada makula dengan pemeriksaan funduskopi dan adanya penebalan makula yang disertai dengan ditemukannya gambaran penebalan makula pada Optical Coherence Tomography (OCT).
Penanganan terapi DME dapat difokuskan menjadi dua, yaitu kontrol faktor sistemik dan terapi okuler.