Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetik Makular Edema Sebabkan Kebutaan pada Pasien Diabetes, Bisakah Disembuhkan?

Kompas.com - 14/10/2022, 12:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Diabetik makular edema (DME) adalah penebalan dan pembengkakan yang terjadi pada bagian makula akibat kadar gula darah yang tinggi dan kronis.

Padahal, makula adalah bagian tengah retina yang menjadi titik fokus penglihatan. Bila makula terganggu, seseorang bisa mengalami perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur, tampak berkabut, warna tidak jelas atau bahkan terdapat daerah-daerah hitam.

Satu dari tiga atau 25-40 persen penderita diabetes akan mengalami komplikasi retinopati diabetik yang mengancam penglihatan, termasuk DME, semasa hidupnya.

Diabetik makular edema tidak bisa disembuhkan

Sayangnya, diabetik makular edema tidak bisa disembuhkan, seperti diungkapkan oleh Dr. dr. Elvioza, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan dalam media briefing bertema World Sight Day 2022 : Waspadai Risiko Kebutaan pada Pasien Diabetik Makular Edema yang diadakan oleh Bayer pada Selasa (11/10/2022).

Target dari pengobatan diabetik makular edema adalah mempertahankan penglihatan yang ada sehingga penyakit terkontrol dan tidak menjadi progresif.

Baca juga: Apa Itu Diabetik Makular Edema, Penyebab Kebutaan pada Pasien Diabetes?

Hasil dari pengobatan DME juga tergantung dari banyak faktor, termasuk ketaatan pasien untuk kontrol ke dokter dan berobat, penyakit komorbid yang menyertai dan kondisi pasien ketika penyakit kali pertama ditangani.

Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan juga berkata bahwa apabila penyakit DME telah ditemukan pada stadium dini dan pasien taat dalam mengontrol komorbid dan mau segera menjalani terapi, maka pasien umumnya akan bisa mempertahankan penglihatan hingga akhir hayat.

Sebaliknya, pada pasien yang datang dalam kondisi parah, penanganan penyakit akan menjadi lebih sulit dan hasilnya kurang maksimal.

Skrining diabetik makular edema

Ilustrasi mata yang sehat tidak terkena diabetik makula edemaPEXELS/KUSH KAUSHIK Ilustrasi mata yang sehat tidak terkena diabetik makula edema

Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan skrining DME, terutama pada pasien dengan diabetes. Tujuannya untuk mendeteksi DME sedini mungkin.

Pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 1 direkomendasikan untuk melakukan skrining 3-5 tahun setelah terdiagnosis DM.

Baca juga: Diabetes Berisiko Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik, Bagaimana Terjadinya?

Sementara itu, pasien diabetes melitus tipe 2 perlu dilakukan skrining segera setelah terdiagnosis DM, lalu kemudian dianjurkan untuk melakukan skrining ulang setiap tahunnya.

Diagnosis DME akan ditegakkan oleh dokter bila ditemukan adanya penurunan tajam penglihatan, gambaran khas pada makula dengan pemeriksaan funduskopi dan adanya penebalan makula yang disertai dengan ditemukannya gambaran penebalan makula pada Optical Coherence Tomography (OCT).

Pengobatan diabetik makular edema

Ilustrasi mata sehatshutterstock Ilustrasi mata sehat

Penanganan terapi DME dapat difokuskan menjadi dua, yaitu kontrol faktor sistemik dan terapi okuler.

1. Kontrol faktor sistemik

Dokter Elvioza menjelaskan bahwa kontrol faktor sistemik bertujuan untuk mencegah retinopati dan progresivitas penyakit dengan cara mengontrol gula darah, tekanan darah dan kadar lemak darah.

Menurut rekomendasi Asosiasi Diabetik Amerika (ADA), kadar gula darah atau HbA1c harus kurang dari 7 persen pada kebanyakan pasien dengan diabetes tipe 2.

Tekanan darah juga harus kurang dari 130/80 mmHg. Jika sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg, maka pasien harus diterapi menggunakan obat.

Baca juga: Diabetes Melitus Sebabkan Diabetik Retinophati Hingga Kebutaan

Demikian juga dengan kadar lemak darah. Kadar LDL harus kurang dari 100 mg/dl, HDL lebih dari 50 mg/dl dan triglycerides puasa kurang dari 150 mg/dl.

Selain itu, pasien juga harus mengubah gaya hidup menjadi sehat dengan menjaga berat badan, makan makanan yang bergizi seimbang, berhenti merokok dan berolahraga.

2. Terapi okuler

Di sisi lain, terapi okuler bertujuan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan memperbaiki penglihatan dengan cara terapi anti-VEGF, terapi laser dan steroid.

Terapi anti-VEGF merupakan hasil dari perkembangan pengobatan DME terbaru.

Ketika anti-VEGF disuntikkan ke mata, obat akan mengikat VEGF yang memicu kebocoran pada pembuluh darah. Lantas dengan VEGF diikat, kebocoran pembuluh darah pun bisa dicegah, jaringan yang bengkak diserap kembali dan penglihatan akan membaik.

Ada tiga jenis anti-VEGF yang kini tersedia, yakni Aflibercept, Ranibizumab dan Bevacizumab.

Baca juga: Perbanyak Makan Sayuran Bantu Kontrol Glikemik Pasien Diabetes Tipe 2, Studi Jelaskan

Pada penelitian Protocol T yang dilakukan oleh Diabetic Retinopathy Clinical Research Network (DRCR.net), ketiga anti-VEGF menunjukkan efikasi yang sama baiknya pada pasien dengan penurunan penglihatan tidak terlalu berat.

Namun, pada pasien dengan kondisi berat, Aflibercept menunjukkan efikasi yang lebih baik

Penelitian VIVID dan VISTA juga menunjukkan bukti bahwa dalam pengobatan awal yang optimal, pengobatan yang intensif untuk DME memberikan manfaat yang lebih baik.

Injeksi aflibercept dengan 5 dosis awal bahkan ditemukan bias memberikan manfaat yang lebih baik pada pasien DME dibandingkan dengan laser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com