Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Jumlah Dinosaurus Berkurang Sebelum Punah

Kompas.com - 21/09/2022, 08:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Hampir 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid besar menghantam Bumi dan berkontribusi pada kepunahan global dinosaurus, menyisakan burung sebagai satu-satunya keturunan mereka yang masih hidup.

Tetapi hingga kini masih ada perdebatan, apakah dinosaurus memang sudah mengalami kemunduran dalam hal jumlah sebelum punah atau memang masih berada dalam periode puncak ketika peristiwa tumbukan asteroid itu terjadi.

Para peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology (IVPP) dari Chinese Academy of Sciences bersama dengan kolaborator mereka, kini memiliki jawaban.

Baca juga: Apakah Ada Dinosaurus yang Masih Hidup?

Mengutip Phys, Selasa (20/9/2022) tim peneliti tersebut telah menemukan bukti yang mendukung hipotesis, bahwa dinosaurus tidak terlalu beragam sebelum kepunahan mereka.

Bahkan dinosaurus sebelum punah, disebut telah menurun jumlahnya secara keseluruhan selama akhir zaman Kapur. Tren penurunan ini tak hanya terjadi di wilayah Amerika melainkan juga meluas hingga Asia.

Hasil tersebut didapat setelah peneliti mempelajari lebih dari 1000 fosil telur dinosaurus dan kulit telur yang berasal dari Cekungan Shanyang di China tengah.

Fosil-fosil didapatkan dari sekuens batuan dengan ketebalan total 150 meter. Para peneliti kemudian memperoleh perkiraan usia rinci dari lapisan batuan dengan menganalisis dan menerapkan pemodelan komputer ke lebih dari 5500 sampel geologi.

Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk membuat garis waktu hampir 2 juta tahun pada akhir Kapur yang mewakili periode tepat sebelum kepunahan.

Garis waktu itu pula yang memungkinkan perbandingan langsung dengan data dari seluruh dunia.

Hasilnya, ilmuwan mengidentifikasi adanya penurunan keanekaragaman dinosaurus. Misalnya dari 1000 fosil telur dinosaurus yang dikumpulkan dari cekungan, hanya mewakili tiga jenis yang berbeda yaitu Macroolithus yaotunensis, Elongatoolithus elongatus, dan Stromatoolithus pinglingensis.

Baca juga: Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Langka Lengkap dengan Kulitnya

Beberapa tulang dinosaurus tambahan dari wilayah tersebut juga menunjukkan bahwa tyrannosaurus dan sauropoda pernah hidup di Shanyang Basin antara 66,4 hingga 68,2 juta tahun yang lalu.

Keanekaragaman spesies dinosaurus yang rendah ini dipertahankan di China tengah selama 2 juta tahun terakhir sebelum kepunahan massal.

Hasil tersebut menurut peneliti menunjukkan, bahwa dinosaurus menurun secara global sebelum kepunahannya.

Penurunan keanekaragaman dinosaurus di seluruh dunia dalam jangka panjang hingga akhir Periode Kapur, serta jumlah garus keturunan dinosaurus yang rendah selama beberapa juta tahun terakhir kemungkinan disebabkan oleh fluktuasi iklim global serta letusan gunung berapi besar.

Faktor-faktor tersebut mungkin telah menyebabkan ketidakstabilan di seluruh ekosistem, sehingga membuat dinosaurus non-burung rentan terhadap kepunahan massal yang bertepatan dengan dampak asteroid.

Temuan dipublikasikan di PNAS.

Baca juga: Ahli Temukan Fosil Dinosaurus Terbesar di Eropa, Ini Penampakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com