Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Moyang Anjing Berasal dari 2 Jenis Serigala Purba

Kompas.com - 02/07/2022, 08:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan, bahwa nenek moyang anjing modern ternyata berasal dari serigala di Asia dan Eropa.

Hasil tersebut berdasarkan analisis DNA dari 72 serigala purba yang hidup 100.000 tahun yang lalu.

Dikutip dari New Scientist, Kamis (30/6/2022) anjing dianggap sebagai keturunan serigala abu-abu Eurasia (Canis lupus lupus), tetapi cerita tentang kapan dan di mana mereka dijinakkan masih diselimuti misteri.

Baca juga: Ilmuwan Jepang Temukan Gen yang Membuat Anjing Jadi Sahabat Manusia

Untuk mengetahui asal muasal itu Anders Bergstrom dari Francis Crick Institute di London bersama rekan-rekannya menganalisis DNA 72 serigala purba dari sisa-sisa kerangka yang ditemukan di Eropa, Siberia, dan Amerika barat laut. Beberapa di antaranya berusia hingga 100.000 tahun.

Para peneliti mengurutkan DNA serigala purba ini dan membandingkannya dengan genom anjing modern.

Mereka berharap dapat mengetahui apakah ada serigala yang lebih dekat kekerabatannya dengan anjing modern daripada yang lain.

Menemukan serigala purba yang secara khusus terkait dengan anjing modern, akan memberi para peneliti ide yang lebih baik tentang kapan tepatnya anjing berevolusi.

"Ini adalah salah satu pertanyaan terbesar dalam prasejarah manusia," kata Bergstorm.

Namun dalam studinya ini, tim peneliti tak menemukan serigala yang memiliki kekerabatan yang dekat dengan anjing modern.

Peneliti justru mengetahui, bahwa anjing modern secara genetik lebih mirip dengan serigala purba di Asia daripada Eropa.

Sayangnya, Bergstorm menyebut peneliti tak bisa lebih spesifik mengenai hasilnya, karena mereka tak cukup memiliki sampel serigala purba.

"Masih ada bagian besar dari peta di mana kita tak memiliki banyak sampel," ungkapnya.

Sebagian besar sampel yang dipelajari tim sendiri berasal dari belahan bumi utara yang ditemukan di lapisan es dan gua. Hal tersebut mampu melestarikan materi genetik dengan baik.

Baca juga: Studi Ungkap Anjing Juga Berduka Saat Kehilangan Temannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com