Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Terjadinya Meteor, Meteoroid, dan Asteroid?

Kompas.com - 15/04/2022, 14:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 48,5 ton material meteorit jatuh ke Bumi setiap hari. 

Hampir semua materi tersebut menguap di atmosfer bumi, meninggalkan jejak terang yang disebut "bintang jatuh".

Beberapa meteor biasanya dapat dilihat pada malam tertentu. Terkadang jumlahnya meningkat secara dramatis. Peristiwa inilah yang dikenal sebagai hujan meteor.

Bagaimana terjadinya meteor dan meteroid?

Dilansir dari NASA, meteoroid adalah "batu ruang angkasa" yang ukurannya berkisar dari butiran debu hingga asteroid kecil. 

Istilah meteroid hanya berlaku saat batu-batu tersebut berada di ruang angkasa. 

Baca juga: Kenapa Meteor Bisa Jatuh ke Bumi?

Beberapa meteroid berasal dari komet, asteroid, dan bahkan berasal dari Bulan serta planet lain.

Beberapa meteoroid berbatu, sementara yang lain adalah logam, atau kombinasi batu dan logam.

Ketika meteoroid memasuki atmosfer Bumi, atau atmosfer planet lain, dengan kecepatan tinggi dan terbakar, mereka disebut meteor. 

Terkadang, meteor bisa tampak lebih terang daripada Venus sehingga ia kerap disebut "bola api". 

Ketika meteoroid bertahan dari perjalanannya melalui atmosfer dan menyentuh permukaan Bumi, ia mendapat istilah baru, yakni meteorit.

Baca juga: Fenomena Langit Ramadhan Sepanjang April 2022: Konjungsi Superior Merkurius hingga Hujan Meteor

Bagaimana terjadinya asteroid?

Dilansir dari Astronomy Department, Cornell University, asteroid terbentuk dari potongan-potongan kecil batu dan logam, sama seperti bagian dalam tata surya lainnya. 

Partikel-partikel kecil saling bertabrakan, dan jika tidak bertabrakan terlalu keras, mereka akan saling menempel. 

Alasan mengapa asteroid tidak terus tumbuh menjadi planet adalah karena asteroid berada terlalu dekat dengan Jupiter.

Gravitasi Jupiter membuat asteroid bergerak begitu cepat sehingga ketika mereka menabrak satu sama lain, mereka biasanya terpental atau pecah alih-alih saling menempel. 

Dilansir dari Space Place NASA, karena asteroid terbentuk pada saat yang sama dengan objek lain di tata surya, batuan luar angkasa ini dapat memberikan banyak informasi kepada para ilmuwan tentang sejarah planet dan matahari. 

Para ilmuwan dapat mempelajari tentang asteroid dengan mempelajari meteorit yang jatuh ke Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com