KOMPAS.com - Batuan luar angkasa, seperti komet dan meteor, memiliki definisi dan ciri-ciri yang berbeda.
Meski memiliki ciri yang berbeda, komet dan meteor memiliki kesamaan, yakni keduanya merupakan benda langit yang mengorbit Matahari.
Dilansir dari Live Science, komet adalah bola salju yang sebagian besar terdiri dari es dan debu yang terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu.
Sebagian besar komet memiliki orbit yang stabil di bagian terluar tata surya yang melewati planet Neptunus.
Sementara itu, meteor adalah meteoroid yang bertabrakan dengan atmosfer planet.
Baca juga: Mengenal Komet Leonard yang akan Melintas Dekat Bumi Hari Ini
Meteoroid merupakan asteroid kecil, pecahan komet, atau terkadang pecahan planet.
Ukuran meteoroid ini berkisar dari sebutir pasir hingga batu-batu besar selebar 1 meter.
Setelah meteoroid menabrak atmosfer planet dan menjadi meteor, sisa-sisa meteor tersebut dinamai meteorit.
Astronom Fred Whipple adalah orang pertama yang menggambarkan komet sebagai bola salju yang kotor.
Ketika komet mendekati matahari, inti komet akan menghangat dan es mulai menyublim dari padat menjadi gas.
Baca juga: Komet Terbesar yang Pernah Ditemukan Ungkap Bahan Pembentuk Komet
Ini menghasilkan atmosfer di sekitar komet yang dapat tumbuh hingga ribuan mil, yang disebut koma.
Tekanan radiasi dari matahari meniup partikel debu dalam koma untuk menghasilkan ekor debu yang panjang dan cerah.
Ekor kedua terbentuk ketika partikel surya berenergi tinggi mengionisasi gas dan menciptakan ekor ion yang terpisah.
Meteoroid terlalu kecil untuk dianggap sebagai asteroid atau komet, tetapi banyak meteoroid yang merupakan pecahan dari keduanya.
Beberapa meteoroid berasal dari puing-puing yang dikeluarkan akibat tumbukan dengan planet atau bulan.
Baca juga: Perbedaan Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Menurut NASA