Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Kita Mengalami Malam? Begini Proses Terjadinya Siang dan Malam

Kompas.com - Diperbarui 06/03/2023, 11:12 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Terjadinya siang dan malam disebabkan oleh rotasi bumi. Pada siang hari, kita bisa melihat matahari.

Sedangkan pada malam hari matahari tidak terlihat. Itu karena bagian bumi mengalami malam ketika bagian tersebut membelakangi Matahari.

Baca juga: Apakah Astronot di ISS Mengalami Siang dan Malam Seperti di Bumi?

Posisi ini akan membuat tempat kita berada tidak mendapatkan cahaya Matahari dan disebut sebagai malam.

Proses terjadinya siang dan malam

Bumi adalah planet yang berbentuk bulat. Sebagai planet, Bumi bergerak dengan 2 cara, yaitu berotasi dan berevolusi.

Evolusi adalah proses Bumi mengelilingi Matahari. Sedangkan rotasi adalah proses Bumi berputar pada porosnya.

Proses yang mempengaruhi terjadinya siang dan malam adalah rotasi Bumi. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk satu kali berotasi. Waktu ini yang disebut dengan 1 hari.

Untuk melakukan satu putaran dalam waktu satu hari, Bumi perlu mengalami putaran dimana sisinya menghadap Matahari dan membelakangi Matahari.

Malam terjadi ketika sisi Bumi membelakangi Matahari. Sedangkan siang terjadi ketika sisi Bumi menghadap ke Matahari.

Durasi siang dan malam

Durasi siang dan malam di berbagai belahan dunia tidaklah sama. Beberapa negara di berbagai belahan Bumi mungkin mengalami siang dan malam yang lebih lama.

Baca juga: Bagaimana Astronot Beradaptasi dengan Kondisi Siang dan Malam di Luar Angkasa?

Contohnya, Norwegia bisa mengalami siang selama 60 hari berturut-turut ketika musim panas.

Sebaliknya, malam juga bisa terjadi hingga lebih dari 30 hari pada musim dingin. Hal ini terjadi karena Bumi pada porosnya memiliki kemiringan, bukan tegak lurus. Poros Bumi memiliki kemiringan 23,5 derajat.

Penjelasan tersebut yang membuat siang dan malam di berbagai negara, selain di garis khatulistiwa, cenderung memiliki durasi yang berbeda-beda.

Baca juga: 5 Negara Tanpa Malam, Di Sini Matahari Terus Bersinar

Zona waktu

Proses terjadinya siang dan malam yang berbeda di tiap negara juga membuat Bumi dibagi menjadi beberapa zona waktu.

Misalnya, di Indonesia saat ini siang hari, maka di Amerika Serikat sedang malam hari.

Untuk memudahkan pembagian zona waktu ini, kita dibantu dengan garis khayal, yaitu garis bujur. Garis ini membagi Bumi menjadi 24 zona waktu setiap 15 derajat.

Setiap 1 zona waktu mewakili 1 jam di permukaan Bumi.

Baca juga: Benarkah Durasi Siang dan Malam Sama-sama 12 Jam Saat Ekuinoks?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com