Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Hipertensi Paru Tetap Perlu Berolahraga, Berikut Tips dari Dokter

Kompas.com - 11/03/2022, 16:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktivitas fisik seperti olahraga telah diketahui bermanfaat bagi kesehatan tubuh, untuk meningkatkan kekuatan fisik maupun menjaga psikis tetap sehat.

Berolahraga juga bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang sehat saja, tetapi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu misalnya hipertensi paru memerlukannya.

Akan tetapi, olahraga untuk penderita hipertensi paru tidak boleh sembarangan, dan harus disesuaikan dengan kondisi pasien.

Dijelaskan Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr Radityo Prakoso, Sp.JP (K) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi pasien untuk berolaharaga.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hipertensi Paru pada Anak, Penyebab dan Gejalanya

"Penting untuk tidak melakukan olahraga yang berlebihan, namun melakukan olahraga ringan sangatlah penting, itu yang disebut sebagai rehabilitasi," papar Radityo dalam webinar, Kamis (10/3/2022).

Artinya, di samping pemberian obat, upaya untuk rehabilitasi melalui olahraga dibutuhkan untuk mengurangi risiko penyakit yang lebih parah di kemudian hari. Dokter Radityo pun membagikan tips berolahraga untuk pasien hipertensi paru.

"Oalahraga ini bagaimana sih? Sebenarnya ada parameternya di dokter jantung yang namanya dilakukan uji latih beban nanti dihitung, (kemudian) dapat resep bisa dikasih ke personal trainer kalau di gym atau rekomendasi latihan," jelasnya.

Sederhananya, kata dia, aktivitas olahraga ringan dapat dilihat dari nadi maksimum dihitung pada 110 per menit. Dia pun mengingatkan apabila sudah merasa lelah, pasien harus berhenti dan segera beristirahat.

"Badan kita punya alarm kalau sudah lelah stop, istirahat. Jadi intinya itu. Kuncinya adalah alarm kita dari diri kita, kalau lelah istirahat," imbuhnya.

Aktivitas fisik ringan bertujuan agar kondisi pasien tetap bugar dan sehat. Terlebih, sebagian orang dengan hipertensi paru juga memiliki penyakit penyerta seperti kegemukan atau obesitas. Menurutnya, kegemukan dapat memperparah kondisi hipertensi paru karena adanya obstruksi kronik di saluran pernapasan atas.

"Jadi dia kalau tidur kan ngorok, banyak anggapan lelap banget tidurnya itu justru salah. Apalagi ngorok-nya berhenti-berhenti, itu sangat tidak baik dan bisa menyebabkan secondary pulmonary hypertension," ungkap Radityo.

Baca juga: Termasuk Penyakit Langka, Bagaimana Pengobatan Hipertensi Paru pada Anak? Ini Kata Dokter

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com