Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Omicron Bergejala Covid-19 Ringan, Epidemiolog Sebut Infeksinya Masih Berbahaya

Kompas.com - 08/02/2022, 08:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar kasus infeksi Covid-19 varian Omicron disebutkan tergolong bergejala ringan dibandingkan dengan berbagai varian virus corona lainnya.

Gejala ringan yang mirip dengan flu dan masuk angin ini membuat masyarakat bingung membedakan gejala Covid-19 atau hanya penyakit ringan biasa lainnya.

Di sisi lain, tidak jarang ada pula yang justru menganggap sepele dan tenang dengan penyebaran atau penularan infeksi Omicron ini karena gejala-gejala yang cenderung ringan itu.

Namun, terkait anggapan sepele infeksi Omicron karena gejala ringan ini, ahli epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan jangan terlalu senang karena gejala infeksi Omicron yang ringan ini dan lantas abai dengan proteksi diri.

Dicky menegaskan, meskipun gejala-gejala Covid-19 varian Omicron memang banyak yang ringan, tetapi kondisi saat ini tetap berbahaya.

"(Kondisi saat ini) Tentu berbahaya," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Dicky menjelaskan, kondisi atau situasi infeksi kasus di Tanah Air saat ini berbahaya, tetapi memang derajat berbahaya ini akan berbeda-beda untuk setiap daerahnya.

Baca juga: Mayoritas Bergejala Ringan, Kenapa Pasien Omicron Bisa Meninggal Dunia?

Terkait laporan gejala Covid-19 varian Omicron yang ringan, Dicky menjelaskan bahwa derajat bahaya infeksi Covid-19 Omicron maupun varian virus corona lainnya ini tidak bisa disamaratakan di seluruh Indonesia.

Kendati demikian, seluruh masyarakat Indonesia di mana pun harus sadar dan ikut berpartisipasi dalam meredam penularan kasus Covid-19 yang ada.

"Derajat berbahayanya ini tentu bergantung pada peta atau landscape masing-masing daerah," kata dia.

Dalam hal ini, kata Dicky, yang bisa menjawab tingkat risiko berbahayanya suatu daerah adalah cakupan vaksinasi Covid-19 baik dosis lengkap dan booster vaksin. Untuk itu, setiap daerah harus rutin melakukan risk assesment atau asesmen risiko.

Sebab, diketahui bahwa Omicron merupakan varian baru Covid-19 yang memiliki tingkat penularan empat kali lipat dibandingkan dengan varian Delta yang sempat memicu gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia pada pertengahan tahun 2021.

Selain itu, para ahli termasuk dokter-dokter yang menangani pasien terinfeksi Omicron juga melaporkan bahwa infeksi Omicron akan menimbulkan gejala Covid-19 ringan pada orang-orang yang sudah divaksin dosis lengkap.

Baca juga: Mengapa Pasien Covid-19 Tanpa Gejala dan Bergejala Ringan Tidak Perlu Rawat Inap di Rumah Sakit?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com