Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Serial Layangan Putus, Kenapa Orang yang Sudah Menikah Berselingkuh?

Kompas.com - 10/01/2022, 13:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serial Layangan Putus yang mengisahkan tentang perselingkuhan dalam rumah tangga sedang ramai diperbincangkan. 

Serial ini diangkat dari kisah nyata yang pernah ramai di media sosial lewat tulisan akun Mommi Asf.

Tak lama setelah ramai ketika itu, postingan tersebut kemudian dihapus oleh penggugah, namun kemudian dimuat dalam sebuah buku dan dikemas menjadi tayangan serial web series.

Baca juga: Viral Layangan Putus, Kenapa Orang Jadi Emosi Baca Kisah Ini?

Dalam kisah aslinya itu, menceritakan ibu empat anak yang ditinggalkan suami demi perempuan lain, atau sekarang kita kenal dengan istilah pelakor-perebut laki orang.

Sementara dalam serial web series yang ditayangkan di WebTV diceritakan, Kinan (Putri Marino) merupakan ibu dari satu orang anak bernama Rayya (Graciella Abigail) memiliki suami bernama Aris (Reza Rahardian). 

Diceritakan, kehidupan rumah tangga mereka pada awalnya baik-baik saja. Bahkan, banyak orang-orang terdekat, kerabat atau teman dari pasangan suami-istri itu yang merasa iri dengan keharmonisan rumah tangga mereka.

Tetapi, akhirnya sang suami yaitu Aris ketahuan berselingkuh dengan perempuan lain bernama Lydia Danira yang diperankan oleh Anya Geraldine.

Belajar dari cerita tersebut, mengapa pasangan yang sudah menikah banyak yang selingkuh, meski telah memiliki anak dan rumah tangga yang harmonis?

Dilansir Very Well Mind (4/10/2019), sebuah riset mengungkap ada lebih dari 40 persen pasangan pernah berselingkuh saat terikat perkawinan.

Ada banyak alasan yang membuat pasangan menikah selingkuh. Mulai dari gangguan kepribadian, trauma masa kecil, pengaruh media sosial, dan kontrol diri yang buruk. 

Sementara itu, alasan paling umum kenapa pasangan menikah selingkuh ialah frustasi dalam pernikahan. 

Frustasi dalam pernikahan bisa muncul karena cemburu perhatian pasangan lebih banyak tercurah ke anak, tidak mampu mengomunikasikan perasaan kepada pasangan, atau mengalami trauma masa kecil seperti ditelantarkan dan memiliki orangtua yang juga selingkuh. 

Faktor-faktor di atas dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mempertahankan komitmen dalam berumah tangga.

Baca juga: Viral Layangan Putus, Kok Netizen Merisak Orang yang Dicurigai Pelakor?

Motivasi selingkuh berdasar seks 

Riset menemukan, pria lebih sering selingkuh dibanding wanita. 

Ekspresi cinta pria adalah lewat perlakuan fisik dibanding romantisme kata-kata verbal. 

Oleh sebab itulah, hubungan seksual dianggap sebagai bagian penting dalam membangun koneksi dan keintiman saat berumah tangga. 

Menurut ahli, jika pria tidak mendapat kepuasan secara seksual, misalnya pasangan sering menolak berhubungan badan, pria menerjemahkan penolakan itu sebagai perasaan tidak dicintai.

Baca juga: 3 Alasan Selingkuh Menurut Sains, Stres hingga Urusan Seksual

Hal ini bertolak belakang dengan alasan kebanyakan wanita selingkuh. 

Jika kebanyakan pria selingkuh untuk memenuhi kebutuhan seks, maka wanita selingkuh karena ingin mengisi kekosongan emosional. 

Menurut ahli, wanita ingin dihargai dan diinginkan. Ketika wanita merasa tidak dihargai dan diabaikan, mereka akan mencari keintiman emosional di luar pernikahan, yakni lewat selingkuh. 

Selain itu, perselingkuhan sering kali dijadikan masa transisi bagi wanita sebagai cara mengakhiri hubungan. 

Riset lain yang terbit di International Journal of Sexual Health edisi 2012 mengungkap, pria dan wanita yang sering terlibat dalam urusan perselingkuhan mengaku hal itu dilakukan untuk meningkatkan kehidupan seks mereka. Pasalnya, mereka merasa rumah tangganya tidak dapat memenuhi hal tersebut. 

Demikian pula, kebosanan dalam hubungan pernikahan dapat memicu pria dan wanita untuk selingkuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com