Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kombinasi Vaksin Sinovac dan Booster Pfizer Kurang Efektif Lawan Omicron, Studi Jelaskan

Kompas.com - 01/01/2022, 16:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Para peneliti baru-baru ini mengungkapkan bahwa dua dosis vaksin Sinovac yang dikombinasikan dengan booster vaksin Pfizer-BioNTech kurang efektif mencegah varian Omicron.

Menurut peneliti, perpaduan dua vaksin tersebut menghasilkan respons imun yang lebih rendah terhadap varian Omicron dibandingkan dengan strain virus lain termasuk Delta.

Dilansir dari Reuters, Jumat (31/12/2021) studi ini dilakukan oleh peneliti oleh Yale University, Kementerian Kesehatan Republik Dominika, dan lembaga terkait lainnya.

Hingga kini penelitian tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Dalam laporan yang ditulis para peneliti, rejimen dua dosis Sinovac bersama dengan suntikan vaksin Pfizer menghasilkan respons antibodi yang mirip dengan dua dosis vaksin mRNA.

Kemudian, tingkat antibodi terhadap Covid varian Omicron 6,3 kali lipat lebih rendah jika dibandingkan dengan varian pertama.

Selain itu, antibodi yang dibentuk juga dinilai 2,7 kali lipat lebih rendah jika dibandingkan dengan Delta.

Baca juga: Studi Sinovac dan Sinopharm Lemah terhadap Omicron, Haruskah Segera Mendapat Booster Vaksin?

Penulis studi kombinasi vaksin Sinovac dan Pfizer, Akiko Iwasaki mengatakan bahwa penerima vaksin Sinovac mungkin memerlukan dua dosis booster tambahan vaksin Pfizer untuk mencapai tingkat perlindungan terhadap varian Omicron.

Pasalnya, menurut riset yang menganalisis sampel plasma dari 101 peserta di Republik Dominika, dua dosis vaksin Sinovac saja tidak menunjukkan netralisasi yang terdeteksi terhadap Omicron.

Sebagai informasi, studi pra-cetak di MedRxiv yang dilakukan ahli di Oxford University sebelumnya melaporkan bahwa suntikan dosis vaksin AstraZeneca dan vaksin Pfizer-BioNTech kurang efektif dalam mencegah penularan varian Omicron.

Selain dua vaksin itu, studi lainnya juga menunjukkan bahwa kombinasi vaksin Sinovac dan vaksin Sinopharm lemah terhadap varian B.1.1.529.

Akibatnya, para ahli merekomendasikan penyuntikan dosis ketiga vaksin untuk meningkatkan sistem imun yang dapat mencegah keparahan penyakit.

Sementara itu, studi dari Hong Kong pada pekan lalu menemukan tiga dosis vaksin Sinovac tidak menghasilkan respons antibodi yang cukup terhadap Omicron, maka dibutuhkan dosis booster vaksin Pfizer-BioNTech untuk mencapai tingkat perlindungan.

Terlepas dari studi kombinasi vaksin booster untuk cegah Omicron, dua vaksin China, Sinovac dan Sinopharm adalah dua vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di China dan  banyak negara, termasuk Indonesia juga mengimpor kedua vaksin tersebut.

Baca juga: Studi Vaksin Sinovac dan Sinopharm Lemah terhadap Omicron, Apa Dampaknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com