Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Buatan China Cetak Rekor Baru, Menyala Selama 1.056 Detik

Kompas.com - 01/01/2022, 16:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Matahari buatan China kembali mencatat rekor barunya. Dilansir dari CGTN, Jumat (31/12/2021) saat ini matahari artifisial itu diklaim mampu menyala selama 1.056 detik atau sekitar 17 menit pada suhu plasma tinggi.

Laporan mengenai penyalaan matahari buatan bernama experimental advanced superconducting tokamak (EAST) yang menyala lebih lama pertama kali diwartakan kantor berita Xinhua.

Para peneliti mengumumkan kabar ini pekan lalu, dan mengatakan bahwa EAST akan melewati pengujian oleh Institute of Plasma Physics yang berada di bawah naungan Chinese Academy of Sciences (ASIPP).

"Kali ini, operasi plasma bertahan selama 1.056 detik pada suhu mendekati 70 juta derajat Celcius, menaruh padatan ilmiah dan eksperimental ini menuju berjalannya reaktor fusi," ujar peneliti di Institute of Plasma Physics, Gong Xianzu, Jumat (31/12/2021).

EAST adalah reaktor fusi nuklir yang disebut-sebut akan menjadi sumber energi di masa depan. Matahari buatan ini memanfaatkan medan magnet untuk bisa menghasilkan plasma panas dari fusi nuklir.

Menurut China National Nuclear Corp, matahari buatan yang menggunakan hidrogen dan gas deuterium sebagai bahan bakar itu akan menciptakan fusi nuklir seperti matahari serta menghasilkan energi yang bersih dan stabil.

Baca juga: Matahari Buatan Korea Selatan Pecahkan Rekor Dunia Baru

Berbeda dengan bahan bakar fosil termasuk batu bara, minyak, maupun gas alam yang terancam habis dan mencemari lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk matahari artifisial, atau matahari buatan China ini sangat tak terbatas.

Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai 'energi pamungkas' yang ideal di masa depan.

Direktur ASIPP, Song Yuntao mengatakan lembaganya telah berkolaborasi dengan peneliti ilmiah internasional untuk mewujudkan matahari buatan menggunakan perangkat besar ini.

Sementara itu, di bulan Mei 2021 lalu EAST juga pernah menyala selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat Celsius.

Kemudian, peneliti kembali menguji EAST di bulan Juni 2021, di mana perangkat ini menghasilkan suhu 160 juta derajat Celsius, suhu yang 10 kali lebih panas daripada matahari.

Saat ini EAST telah mencapai ketiga target yang telah ditentukan oleh para peneliti yakni menghasilkan arus sebesar 1 juta ampere dalam durasi 1.000 detik, dan suhu 100 juta derajat Celsius.

Para peneliti menuturkan, misi terakhir matahari buatan dari perangkat EAST yang dikembangkan China ini adalah mencapai semua target tersebut dalam sekali percobaan.

Baca juga: Mengenal Matahari Buatan China yang Akhirnya Menyala, Apa Fungsinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com