Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Spinal Cord Injury Bisa Sebabkan Cacat Permanen dan Kematian?

Kompas.com - 17/12/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selebram Edelenyi Laura Anna meninggal dunia pada Rabu (15/12/2021). Sebelum kabar duka ini, Laura Anna telah didiagnosis Spinal Cord Injury dan mengalami kelumpuhan total selama 2 tahun.

Selama ini, kondisi Laura Anna sudah lumpuh akibat penyakit Spinal Cord Injury atau cedera saraf tulang belakang dan cervical vertebrae dislocation atau dislokasi tulang leher, hingga dirinya harus terbaring selama 2 tahun karena tidak bisa berjalan.

Kondisi kelumpuhan itu terjadi akibat kecelakaan mobil yang dikendarai mantan kekasihnya, Gaga Muhammad pada 2019 lalu.

Baca juga: Belajar dari Kondisi Laura Anna Sebelum Meninggal, Apa Itu Spinal Cord Injury?

Spinal Cord Injury

Spinal Cord Injury atau cedera saraf tulang belakang adalah cedera pada tulang belakang, baik langsung (kecelakaan ataupun jatuh) maupun tidak langsung (infeksi bakteri atau virus) yang dapat menyebabkan kecacatan menetap hingga kematian.

Cedera tulang belakang dapat mengakibatkan terjadinya paralisis, paraplegia, depresi refleks neurologis, edema, dan hipoksia jaringan.

Ketua Umum Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) Cabang Jakarta, Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS(K) mengatakan, kasus cedera saraf tulang belakang jumlahnya tidak sebanyak cedera pada otak. 

Kasus Spinal Cord Injury yang dialami oleh Laura Anna sejak dua tahun lalu, menjadi salah satu dari kasus cedera saraf tulang belakang di Indonesia ini.

"Tidak ada data global yang persis berapa banyak orang yang mengalami cedera ini (akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh atau luka tusuk atau tembak)," kata Wawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/12/2021). 

Namun data nasional dan regional di dunia berkisar antar 300 – 1300 orang yang mempunyai cedera saraf tulang belakang di antara 1 juta penduduk. 

Jika mengacu pada angka ini, kata Wawan, walau data di Indonesia belum ada, diperkirakan ada sekitar 200.000 orang yang menderita cedera saraf tulang belakang di Indonesia.

Jaringan sistem saraf membawa informasi dalam bentuk impuls listrik saraf ke dan dari seluruh tubuh, serta mengatur semua aktivitas tubuh. 

Selain otak, sumsum tulang belakang adalah bagian terpenting jaringan dalam sistem saraf yang disebut sistem saraf pusat (SSP). 

Dari dua sistem utama yang beroperasi, fungsi sistem saraf tulang belakang yakni sebagai berikut.

Pertama, mengirimkan perintah dari otak ke tubuh untuk mengendalikan otot gerak (jalur motorik) dan jalur otonom yang bertugas mengendalikan jantung, usus, dan organ lainnya.

Kedua, mengirimkan informasi dari luar melalui kulit, otot, dan organ lainnya ke otak yang disebut dengan jalur sensorik.

Dengan melihat pentingnya fungsi sistem saraf tulang belakang, jika terjadi benturan keras, kecelakaan dan lain sebagainya yang membuat trauma pada sumsum tulang belakang, maka ini akan mengakibatkan kerusakan pada anggota tubuh lainnya.

Baca juga: Kasus Laura Anna Lumpuh karena Dislokasi Tulang Leher Setelah Kecelakaan, Kondisi Apa Itu?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com