Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lewatkan Fenomena Hujan Meteor Taurid Utara, Puncaknya Malam Ini

Kompas.com - 12/11/2021, 17:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mulai petang ini, jika Anda melihat ada seberkas cahaya seolah bintang jatuh di langit, barangkali itu pertanda Anda sedang melihat fenomena hujan meteor Taurid Utara.

Mulai malam ini akan hadir fenomena puncak hujan meteor Taurid Utara di langit Indonesia.

Hujan Meteor Taurid Utara adalah hujan meteor yang titik radian (titik asal munculnya meteor)-nya berada di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus Pleiades. 

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan, hujan meteor Taurid Utara berasal dari sisa debu asteroid 2004 TG10.

Sisa debu asteroid 2004 TG10 ini mengorbit Matahari dengan periode 3,3 tahun sebagaimana komet Encke yang merupakan objek induk hujan meteor Taurid Selatan. Pemisahan hujan meteor Taurid menjadi Taurid Utara dan Selatan disebabkan oleh perturbasi atau perubahan interaksi gravitasi khususnya pada planet Jupiter.

Dijelaskan Andi, sebenarnya hujan meteor ini sudah aktif sejak 25 September lalu dan masih akan berlangsung hingga 25 November 2021 mendatang, di mana intensitas maksimum atau puncaknya terjadi pada 13 November pukul 07.25 WIB, 08.25 Wita, 09.25 WIT.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Taurid Utara, Malam Ini Waktu Terbaik Mengamatinya

Kendati, puncak intensitas maksimum hujan meteor Taurid Utara ini akan terjadi pada esok hari, Sabtu (13/11/2021), tetapi fenomena hujan meteornya sudah bisa Anda saksikan mulai malam ini.

"Hujan Meteor Taurid Utara dapat disaksikan sejak pukul 18.30 waktu setempat pada malam sebelumnya (12 November 2021) dari arah timur-timur laut hingga pukul 04.30 waktu setempat keesokan paginya (13 November 2021) dari arah barat-barat laut," jelas Andi kepada Kompas.com, Sabtu (30/10/2021).

Adapun, intensitas hujan meteor ini berkisar 3-4 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dikarenakan ketinggian titik radian ketika transit bervariasi antara 57°-74°.  Namun untuk dapat menyaksikannya dengan baik, pastikan medan pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan awan saat mengamati hujan meteor ini. 

"Tidak perlu menggunakan alat bantu apapun kecuali jika ingin merekamnya, dapat menggunakan kamera all-sky dengan medan pandang 360° yang diarahkan ke zenit," tegasnya.

Baca juga: Malam Ini, 3 Fenomena Langit dari Oposisi Solar Uranus hingga Puncak Hujan Meteor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com