Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO dan UNICEF: 2,3 Miliar Orang Tak Punya Akses Cuci Tangan di Rumah

Kompas.com - 15/10/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber WHO,Unicef

KOMPAS.com - Hari ini, 15 Oktober, adalah hari cuci tangan sedunia. Meski kebiasaan mencuci tangan meningkat selama pandemi, tapi temuan WHO dan UNICEF menunjukkan 3 dari 10 orang atau sekitar 2,3 miliar orang di dunia tidak memiliki fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun di rumah.

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, kebersihan tangan mendapat perhatian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seperti kita tahu, mencuci tangan adalah pilar utama dalam strategi pencegahan Covid-19 dan penyakit lainnya.

Meski hal ini baik, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa kebiasaan mencuci tangan tidak hanya dilakukan selama masa kritis. Artinya, aktivitas ini harus terus dilakukan jika nanti kita berhasil keluar dari pandemi.

Sebab bagaimanapun, mencuci tangan berkontribusi pada ketahanan kesehatan dan ekonomi suatu negara.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru, Salah Satunya Rajin Cuci Tangan

"Kebersihan tangan adalah investasi yang sangat hemat biaya, memberikan manfaat kesehatan yang besar dengan biaya yang relatif kecil," tulis WHO dalam laman resminya.

Meski kebiasaan mencuci tangan meningkat, WHO mengatakan bahwa tingkat akses ke fasilitas kebersihan tangan tetap rendah.

Jika tingkat perhatian pada kebersihan tangan terus berlanjut, pada akhir era SDG di tahun 2030, 1,9 miliar orang di dunia diprediksi masih akan kekurangan fasilitas mencuci tangan di rumah.

3 dari 10 orang tidak memiliki fasilitas cuci tangan

Menurut laman resmi Dana Anak Internasional Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF), secara global 3 dari 10 orang, atau sekitar 2,3 miliar orang, tidak memiliki fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun di rumah.

Situasi terburuk ada di negara-negara berkembang, yakni 6 dari 10 orang tidak memiliki akses ke kebersihan tangan dasar.

"Upaya respons global terhadap pandemi telah menciptakan kemajuan untuk kebersihan tangan. Namun, kemajuan ini masih terlalu lambat untuk komunitas yang paling rentan dan kurang terlayani," kata Direktur WASH UNICEF Kelly Ann Naylor.

Hand hygiene tidak bisa dipandang sebagai bekal sementara untuk menangani Covid-19. Investasi jangka panjang lebih lanjut dalam air, sanitasi, dan kebersihan dapat membantu mencegah datangnya krisis kesehatan berikutnya," sambung Kelly.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com