Dia mengingatkan, menjaga kebersihan tangan berdampak pada lebih sedikit orang yang jatuh sakit karena infeksi pernapasan, lebih sedikit anak yang meninggal karena penyakit diare, dan lebih banyak ibu hamil dan bayi baru lahir yang terlindungi dari kondisi yang dapat dicegah seperti sepsis.
Sepsis merupakan kondisi yang terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi merusak jaringannya sendiri. Kondisi ini sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa.
Data terakhir menunjukkan bahwa beberapa kemajuan telah dicapai sejak 2015.
Misalnya, populasi global dengan akses ke kebersihan tangan dasar di rumah telah meningkat dari 5 miliar menjadi 5,5 miliar, atau dari 67 persen menjadi 71 persen.
Namun, jika tren saat ini bertahan, 1,9 miliar orang masih belum memiliki akses ke kebersihan tangan dasar pada akhir dekade ini.
Menurut perkiraan UNICEF terbaru:
Ketimpangan yang mendalam ada di seluruh. Ironisnya, anak-anak dan keluarga yang paling rentan paling menderita dan merasakan dampak dalam situasi ini. Selain itu, di lingkungan yang rapuh, terkena dampak konflik, dan pengungsi, kemajuannya sangat lambat:
Baca juga: Virus Corona Bertahan di Kulit Lebih dari 9 Jam, Ini Pentingnya Cuci Tangan
UNICEF mendesak pemerintah untuk berkomitmen menyediakan kebersihan tangan, bukan sebagai tanggapan sementara terhadap pandemi, tetapi sebagai investasi dalam kesehatan masyarakat dan ketahanan ekonomi.
Laporan gabungan UNICEF dan WHO terbaru mengidentifikasi lima akselerator yang dapat memungkinkan pemerintah meningkatkan akses kebersihan tangan dengan cepat, termasuk tata kelola yang baik, keuangan publik yang cerdas, pengembangan kapasitas, data yang konsisten, dan inovasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.